Namun, survei menunjukkan bahwa tahun ini situasinya tampak tidak optimis, karena masyarakat lebih berhati-hati dalam berbelanja. Hampir sebulan penutupan pemerintah AS juga merupakan waktu di mana banyak angka resmi terkait situasi ekonomi dan konsumsi belum diumumkan. Baru-baru ini, data indeks harga konsumen (IHK) diumumkan, tetapi juga 12 hari lebih lambat dari biasanya. Namun, data tersebut tetap menunjukkan bahwa inflasi, meskipun sedikit meningkat, telah meningkat secara stabil sejak awal kuartal kedua. Sementara itu, keyakinan konsumen terus menurun. Mereka sangat berhati-hati dalam berbelanja.
Adam, seorang Amerika, berbagi: "Sebagai fotografer, saya harus selalu waspada terhadap beberapa obral yang akan datang, seperti Black Friday. Mungkin ada beberapa barang yang dibutuhkan untuk pekerjaan. Tapi biasanya, saya berusaha untuk tidak mengeluarkan uang, karena semuanya mahal akhir-akhir ini, jadi saya berusaha memanfaatkan apa yang saya miliki. Dan jika ada sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk pekerjaan, saya akan menganggap obral sebagai kesempatan yang baik untuk menghemat uang."
"Sekarang saya hanya berusaha bijak dalam membelanjakan uang untuk makanan. Semua barang lainnya bisa digunakan kembali. Anda tahu, saya harus berusaha mencari lebih banyak pilihan di keranjang belanja saya, karena barang baru harganya sangat mahal," kata Frahydel Falchuk, seorang warga Amerika.
Menurut survei terbaru Universitas Michigan, pada bulan Oktober, indeks keyakinan konsumen di AS hanya mencapai 53,6 poin, turun 24 poin dibandingkan 1 tahun lalu. Banyak ekonom telah mengemukakan bahwa inflasi yang menyebabkan harga tinggi merupakan penyebab utama hal ini.
Bapak Jim Aiello, salah satu pendiri Greenwich Economic Forum (GEF), mengatakan: "Konflik perdagangan baru-baru ini dan berbagai jenis tarif telah menciptakan ketidakstabilan. Ketidakstabilan ini tidak hanya terjadi pada rantai produksi dan pasokan di seluruh dunia , tetapi juga berdampak besar pada tingkat inflasi."
Menurut data terbaru dari Federal Reserve Bank of St. Louis, tarif menyumbang sekitar 11% dari kenaikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) hingga Agustus. Harga konsumen akan terus membebani masyarakat dalam beberapa bulan mendatang jika situasi perdagangan semakin rumit. Namun, bagi The Fed pada tahap ini, memerangi inflasi bukanlah prioritas utama karena pasar tenaga kerja AS telah melemah.
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari pada hari Selasa dan Rabu. Dalam konteks pasar tenaga kerja AS yang melemah, lembaga ini akan kesulitan menemukan titik keseimbangan suku bunga, yang sekaligus memastikan tercapainya dua tujuan utama, yaitu mengendalikan inflasi dan mendukung pasar tenaga kerja.
Sumber: https://vtv.vn/nguoi-dan-my-chi-tieu-than-trong-dip-cuoi-nam-100251028061012571.htm






Komentar (0)