Desakan pejabat Thailand kepada petani untuk mengurangi penanaman padi guna menghemat air mengancam pasokan beras global, di tengah larangan ekspor India.
Di Thailand, padi terutama ditanam di wilayah tengah. Namun, menurut pengumuman dari Sekretaris Jenderal Badan Sumber Daya Air Nasional, Surasri Kidtimonton, pemerintah mendorong masyarakat di sana untuk beralih menanam tanaman lain yang membutuhkan lebih sedikit air.
Thailand mengalami penurunan curah hujan karena tahun depan diperkirakan akan kering akibat El Nino. Total curah hujan di wilayah tengah saat ini 40% di bawah normal. Pembatasan penanaman padi akan membantu menjamin ketersediaan air untuk keperluan rumah tangga, kata Surasri.
Namun, langkah ini juga akan mengancam pasokan beras global mengingat India melarang ekspor beberapa varietas beras. Thailand saat ini merupakan eksportir beras terbesar kedua di dunia , setelah India.
Baik UEA maupun Rusia baru-baru ini mengumumkan penghentian penjualan beras ke luar negeri, hanya seminggu setelah larangan serupa dari India.
Bulan lalu, harga beras Asia mencapai titik tertinggi dalam lebih dari tiga tahun akibat larangan ekspor India. Beras merupakan makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang, dan harga yang lebih tinggi dapat menambah tekanan inflasi.
"Kita tidak bisa meminta masyarakat untuk berhenti menanam padi saat harga sedang bagus. Kami lebih khawatir dengan curah hujan yang tidak merata pada bulan Agustus-Oktober yang dapat mengurangi produksi padi selama musim panen raya," ujar Chookiat Ophaswongse, presiden Asosiasi Eksportir Beras Thailand, kepada Bloomberg.
Pemerintah Thailand sebelumnya telah memperingatkan bahwa El Nino dapat menyebabkan curah hujan yang sangat rendah dan menyarankan petani untuk hanya menanam satu jenis padi tahun ini, bukan dua. Namun, para analis mengatakan kekurangan pasokan dari Thailand dapat diimbangi oleh Vietnam, yang diperkirakan akan melampaui target ekspor berasnya tahun ini.
Angka-angka dari Departemen Umum Bea Cukai menunjukkan bahwa dalam enam bulan pertama tahun ini, Vietnam mengekspor beras 21% lebih banyak daripada periode yang sama tahun lalu, dengan penjualan ke Filipina, Cina, dan Indonesia semuanya meningkat.
Namun, banyak pakar berpendapat bahwa jumlah beras dari Vietnam tidak cukup untuk memenuhi seluruh permintaan. Bahkan Asosiasi Pangan Vietnam tetap berpandangan bahwa "maksimal 6,5 juta ton beras seharusnya diekspor tahun ini". Alasannya, Vietnam juga terdampak perubahan iklim, yang menyebabkan gagal panen beras di beberapa tempat. Jika rencana ekspor ditingkatkan, sumber impor dari India akan terbatas karena negara tersebut telah melarang ekspor, dan sumber kompensasi dari Kamboja tidak akan mencukupi.
Ha Thu (menurut Bloomberg)
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)