Restoran Deanes Eipic (Belfast, Irlandia Utara) terpaksa tutup setelah 26 tahun karena biaya operasional tidak terkendali.
Menurut Time Out, menu cicip di Deanes Eipic berharga 100 euro—harga yang tinggi untuk makanan biasa, tetapi wajar jika dibandingkan dengan restoran berbintang Michelin. Namun, restoran ini terletak di Irlandia Utara, bukan di Paris (Prancis) atau London (Inggris), sehingga jumlah pelanggannya lebih sedikit. Penduduk setempat juga tidak punya cukup uang untuk makan di sini.
Alex Greene, koki restoran tersebut, mengatakan orang-orang memiliki ekspektasi yang tinggi saat bersantap di Deanes Eipic. Biaya untuk memenuhi ekspektasi tersebut telah berlipat ganda sejak pandemi. Namun, restoran tersebut tidak mampu menaikkan harga dua kali lipat karena kotanya kecil.
Hidangan tartare di restoran Deanes Eipic. Foto: Deanes Eipic
Faktor lain yang menyebabkan penutupan restoran meliputi meningkatnya sensitivitas harga pelanggan, Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa) dan krisis biaya hidup.
Deanes Eipic mengikuti model kuliner tradisional. Chef Greene mengatakan pasar untuk makanan tradisional masih ada, tetapi terhimpit oleh maraknya restoran-restoran modern berbintang Michelin. Selain itu, Deanes Eipic, dan industri kuliner di Inggris pada umumnya, menghadapi kekurangan tenaga kerja.
“Sangat sulit untuk menemukan staf yang tepat dalam hal dedikasi dan pengetahuan, dan jika pun ada, biayanya sangat mahal,” kata Greene.
Restoran Deanes Eipic dibuka oleh koki Irlandia Utara, Michael Deane, pada tahun 1997 dan memenangkan bintang Michelin hanya setahun setelah dibuka. Setelah Deanes Eipic tutup, kota ini hanya memiliki dua restoran berbintang Michelin: The Muddlers Club dan OX.
Hoai Anh (Menurut Time Out )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)