Sesuai rencana, roket domestik H3 No. 3 diluncurkan dari Pusat Antariksa Tanegashima di Prefektur Kagoshima (barat daya Jepang), meluncurkan tahap pertama setelah sekitar 5 menit dan memisahkan satelit setelah sekitar 17 menit. Peluncuran roket H3 No. 3 awalnya dijadwalkan pada 30 Juni, tetapi ditunda karena prakiraan cuaca buruk, menurut Kyodo.
Roket H3 No. 3 Jepang yang membawa satelit observasi bumi lepas landas dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima di Prefektur Kagoshima, Jepang, pada 1 Juli 2024.
Peluncuran roket H3, penerus roket H2A Jepang, terjadi di tengah upaya negara tersebut untuk mendapatkan pijakan di sektor satelit yang semakin kompetitif. Jepang berencana meluncurkan roket H3 enam kali setahun tahun ini.
Satelit Observasi Daratan Canggih 4 (ALOS-4), yang diharapkan dapat menjalankan misi observasi Bumi dan mengumpulkan data untuk tanggap bencana serta pemetaan, juga akan mampu memantau aktivitas militer menggunakan sensor inframerah yang dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan Jepang, menurut ABC News. Berkat penggunaan radar, satelit ini dapat menangkap gambar bahkan dalam cuaca buruk dan malam hari.
Pada Maret 2023, Jepang meluncurkan roket H3 No. 1, tetapi gagal karena mesin tahap kedua tidak menyala. Pada Februari tahun ini, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang mengumumkan keberhasilan peluncuran roket H3 baru, tetapi roket tersebut membawa satelit tiruan, menurut Kyodo.
Roket berbahan bakar cair H3 dikembangkan oleh JAXA dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. untuk mewujudkan tujuan pengembangan sistem roket generasi mendatang dan komersialisasinya sekaligus memangkas biaya produksi. Jepang kini memandang kemampuan antariksa yang stabil dan kompetitif secara komersial sebagai kunci program antariksa dan keamanan nasionalnya.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/nhat-ban-phong-thanh-cong-ten-lua-h3-mang-theo-ve-tinh-185240701115249406.htm
Komentar (0)