"Nasib" antara kuil dan kelelawar
Pagoda Hung Long terletak di sebelah kanal kecil di Dusun My An 1, Kelurahan My Hoa Hung, Kota Long Xuyen ( An Giang ). Setiap musim banjir, kawanan kelelawar kembali berbondong-bondong, bertengger rapat di kanopi pohon kelapa dan pohon bintang di halaman pagoda, lalu terbang diam-diam, meninggalkan banyak rasa ingin tahu bagi orang-orang di Barat.
Pagoda Hung Long terletak di sebelah kanal kecil dan dikelilingi pepohonan rindang.
FOTO: DUY TAN
Bapak Huynh Van Bay (79 tahun), yang telah merawat Pagoda Hung Long selama bertahun-tahun, menceritakan perjalanan aneh kelelawar tersebut: "Sekitar awal tahun 1980-an, puluhan kelelawar tiba-tiba datang ke pagoda, bertengger di pohon kelapa tua dan pohon bintang. Kemudian, entah mengapa, jumlah kelelawar bertambah dari hari ke hari. Puncaknya di tahun 2000-an, kawanan kelelawar mencapai ribuan, memenuhi halaman pagoda."
Menurut Pak Bay, bulan lunar ketujuh adalah waktu ketika kelelawar mulai kembali ke sarangnya, dan pergi sekitar bulan Oktober hingga Januari. Tidak ada yang tahu dari mana mereka berasal atau ke mana mereka terbang.
Kelelawar di Pagoda Hung Long adalah kelelawar gagak, masing-masing beratnya 0,8 hingga 1,2 kg.
FOTO: DUY TAN
Kelelawar yang datang untuk tinggal di Pagoda Hung Long adalah spesies kelelawar kalong, masing-masing berbobot 0,8 hingga 1,2 kg. Saat mereka melebarkan sayap, lebarnya bisa mencapai 1,2 m. Pada siang hari, mereka bergelantungan dengan tenang di puncak-puncak pohon yang tinggi. Saat matahari terbenam, kelelawar-kelelawar itu berkicau satu sama lain, lalu terbang mencari makan di malam hari, dan kembali beristirahat saat fajar.
Kemunculan kelelawar yang tiba-tiba dan damai ini telah membuat banyak orang penasaran datang ke kuil untuk menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Namun, rasa ingin tahu yang berlebihan dan kurangnya kesadaran sebagian orang telah mengganggu kehidupan mereka. Beberapa orang bahkan memasang perangkap dan menggunakan ketapel untuk menembak mereka, menyebabkan jumlah kelelawar berkurang secara signifikan. "Sekarang hanya tersisa sekitar 1.000 ekor, tetapi sebelumnya kelelawar-kelelawar itu terbang melintasi langit, tampak seperti kanopi pepohonan yang bergerak," sesal Pak Bay.
Ribuan kelelawar bertengger di kanopi pohon-pohon kuno di halaman Pagoda Hung Long.
FOTO: DUY TAN
Demi melindungi kelelawar, pihak kuil telah berulang kali mengajak masyarakat setempat untuk bersama-sama melestarikannya, tidak memburu mereka, dan tidak membuat suara keras. Berkat itu, kelelawar-kelelawar tersebut masih hidup di kuil hingga saat ini.
Banyak spekulasi tentang asal usul kelelawar
Bapak Phan Chuong Ta (60 tahun, tinggal di dusun My An 1), yang telah datang ke Pagoda Hung Long selama lebih dari 30 tahun, mengenang: "Awalnya, semua orang takut ketika melihat kelelawar bertengger di puncak pohon. Namun, mereka kemudian bersikap lembut dan tidak mengganggu siapa pun, sehingga orang-orang lama-kelamaan terbiasa dengan mereka. Ketika musim banjir tiba dan mereka tidak melihat kelelawar, mereka merasa rindu dan kehilangan mereka."
Ketika kelelawar mengembangkan sayapnya, lebarnya bisa mencapai 1,2 m.
FOTO: DUY TAN
Menurut Bapak Ta, yang istimewa adalah meskipun terdapat banyak tempat di Pulau My Hoa Hung yang memiliki pohon minyak dan pohon bintang, kelelawar-kelelawar tersebut hanya memilih untuk tinggal di Pagoda Hung Long. Beberapa orang menduga bahwa mereka berasal dari Pagoda Kelelawar di Soc Trang , tempat yang terkenal dengan kelelawar yang telah hidup di sana selama bertahun-tahun. Yang lain menduga bahwa mereka berasal dari Gunung Cam (Distrik Tinh Bien, An Giang) atau bahkan sampai ke Hutan U Minh (Ca Mau)... Namun, asal usul kelelawar yang sebenarnya, serta aturan migrasi mereka yang aneh, masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab.
Tak hanya fenomena alam yang unik, kelelawar di Pagoda Hung Long juga turut menciptakan ciri khas pagoda berusia lebih dari 100 tahun ini. Di ruang meditasi tempat suci ini, sosok kelelawar yang bergelantungan dengan tenang di dahan-dahan pohon tinggi menjadi bagian tak terpisahkan, membangkitkan rasa harmoni antara alam dan spiritualitas.
Tuan Bay berbagi cerita tentang kelelawar yang datang untuk tinggal di Pagoda Hung Long.
FOTO: DUY TAN
Selama 50 tahun terakhir, kelelawar-kelelawar tersebut diam-diam kembali dan kemudian pergi secara bergantian. Meskipun tidak ada yang dapat menjelaskan aturan ini, bagi penduduk setempat, kehadiran kelelawar merupakan simbol kedamaian, keberuntungan, dan kesakralan yang dikaitkan dengan Pagoda Hung Long.
Sumber: https://thanhnien.vn/nhung-ngoi-chua-doc-dao-o-mien-tay-noi-cu-tru-gan-50-nam-cua-doi-qua-185250626095622932.htm
Komentar (0)