Pada pagi hari tanggal 14 Juni, dengan 448/454 anggota Majelis Nasional yang berpartisipasi dalam pemungutan suara, Majelis Nasional mengesahkan Undang-Undang Pajak Konsumsi Khusus (amandemen). Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2026.
Sebelum pemungutan suara, Ketua Komite Ekonomi dan Keuangan Phan Van Mai menyampaikan laporan yang menjelaskan, menerima dan merevisi rancangan Undang-Undang Pajak Konsumsi Khusus (diamandemen).
Mengenai subjek pajak, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa AC dengan kapasitas di atas 24.000 BTU hingga 90.000 BTU dikenakan pajak konsumsi khusus. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa produk jus buah alami dan minuman nutrisi khusus tidak dikenakan pajak. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa pajak dapat dikenakan pada produk lain yang mengandung gula; menambahkan kantong nilon, produk plastik, kemasan plastik yang tidak dapat terurai, bisnis taruhan daring, permainan daring, dan layanan kecantikan ke dalam kategori kena pajak. Beberapa pendapat menyatakan bahwa bensin tidak dikenakan pajak.
Menanggapi pendapat para anggota DPR, Komite Tetap DPR menyetujui usulan badan penyusun untuk menetapkan bahwa AC dengan kapasitas di atas 24.000 BTU hingga 90.000 BTU dikenakan pajak. Ini berarti pajak konsumsi khusus tidak akan dikenakan pada AC dengan kapasitas 24.000 BTU atau kurang dan AC dengan kapasitas di atas 90.000 BTU.
Mengenai ruang lingkup minuman ringan manis yang dikenakan pajak dan subjek pajak tambahan, menurut ketentuan rancangan Undang-Undang tersebut, minuman ringan manis yang dikenakan pajak adalah produk dalam konsep minuman ringan menurut Standar Vietnam dengan kadar gula lebih dari 5g/100ml, tidak termasuk minuman seperti susu dan produk susu; makanan cair yang digunakan untuk tujuan gizi; air mineral alami dan air minum dalam kemasan; jus buah dan sayuran murni dan nektar (molase) dari sayuran, buah-buahan dan produk kakao.
Dengan demikian, produk seperti jus buah alami, air kelapa, produk susu, makanan cair yang digunakan untuk tujuan gizi, dan sebagainya tidak dikenakan pajak konsumsi khusus.
Masih banyak perbedaan pendapat mengenai usulan penambahan produk olahan gula dan barang dan jasa lainnya ke dalam daftar kena pajak sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa anggota DPR; beberapa produk juga telah diajukan oleh badan perumus dalam proses penyusunan Rancangan Undang-Undang ini, namun hingga saat ini belum dilakukan kajian dampak yang memadai untuk dijadikan dasar dan bukti yang jelas mengenai keunggulan, kelayakan, dan kepatutan pengenaan pajak atas barang dan jasa tersebut dalam konteks saat ini.
Bapak Mai menyampaikan bahwa isi dari materi tersebut akan terus dikaji dan dievaluasi secara saksama dengan memperhatikan tujuan produksi dan pemulihan usaha perusahaan, dan akan disampaikan kepada DPR pada waktu yang tepat.
Demikian pula, berkenaan dengan pemungutan pajak konsumsi khusus atas bahan bakar bensin, dalam jangka panjang, perlu dikaji rencana untuk melakukan amandemen secara sinkron antara pajak konsumsi khusus dengan pajak perlindungan lingkungan, agar pemungutan pajak tersebut dapat dilakukan secara wajar, sesuai dengan praktik internasional.
"Dalam konteks perlunya penerapan solusi yang sinkron untuk secara efektif mengimplementasikan komitmen Pemerintah Vietnam pada Konferensi COP26, beserta regulasi tentang pemungutan pajak perlindungan lingkungan, pemungutan pajak konsumsi khusus untuk bensin pada periode saat ini masih diperlukan," ujar Ketua Komite Ekonomi dan Keuangan Phan Van Mai.
Terkait objek non-pajak, diusulkan penambahan pesawat terbang, helikopter, dan glider yang digunakan untuk keperluan ambulans dan penyelamatan ke dalam objek non-pajak; dan mengganti frasa "penyemprotan pestisida" dengan frasa "dalam produksi pertanian".
Menanggapi pendapat para deputi Majelis Nasional, Komite Tetap Majelis Nasional menyetujui usulan badan perancang untuk menambahkan pesawat terbang, helikopter, dan glider yang digunakan untuk keperluan ambulans, penyelamatan, dan produksi pertanian sebagai jenis yang dikecualikan dari pajak.
Di samping materi pokok di atas, para anggota DPR juga membahas dan memberikan pendapat mengenai beberapa materi pokok yang berkaitan dengan pengaturan tarif pajak, peta jalan kenaikan tarif pajak, restitusi pajak, pengurangan pajak, pengurangan pajak, dan efektivitas Undang-Undang. Panitia Tetap DPR mengarahkan lembaga penilai untuk berkoordinasi dengan lembaga perumus dan instansi terkait guna mempelajari dan mengkaji secara saksama guna menyerap dan menjelaskan pendapat para anggota DPR serta merevisi dan menyempurnakan rancangan Undang-Undang tersebut.
Sumber: https://baoquangninh.vn/nuoc-ngot-chiu-thue-tieu-thu-dac-biet-tiep-tuc-ap-thue-voi-xang-va-dieu-hoa-3362687.html
Komentar (0)