Harga lada domestik tetap stabil
Harga cabai pada hari ini, 16 Oktober 2025, di sejumlah daerah penghasil utama, sempat terhenti penurunannya dibandingkan kemarin, sehingga harga cabai di dalam negeri berada pada level 144.500 - 147.000 VND/kg.
Di wilayah Dataran Tinggi Tengah, harga lada hari ini di provinsi Dak Lak tetap tidak berubah, saat ini berada pada 147.000 VND/kg.
Harga lada hari ini di provinsi Gia Lai tetap tidak berubah pada 144.500 VND/kg.
Harga lada hari ini di provinsi Lam Dong tetap tidak berubah pada 147.000 VND/kg.
Di wilayah Tenggara, harga lada di Kota Ho Chi Minh saat ini tetap tidak berubah, saat ini di angka 146.000 VND/kg.
Harga lada hari ini di provinsi Dong Nai tetap tidak berubah, saat ini di angka 145.000/kg.

Setelah 9 bulan di tahun 2025, nilai ekspor lada Vietnam akan mencapai hampir 1,3 miliar dolar AS, menjadikannya salah satu produk pertanian bernilai miliaran dolar AS. Namun, lada menghadapi tantangan besar dalam hal varietas tanaman. Penyakit dan perubahan iklim membuat pemeliharaan produktivitas dan kualitas semakin sulit, sementara penelitian dan peningkatan varietas belum mampu memenuhi kebutuhan pembangunan.
Harga lada global diperkirakan akan tetap tinggi karena berkurangnya pasokan dan pulihnya permintaan, sehingga membantu Vietnam mendapatkan keuntungan dari nilai ekspor. Namun, kekurangan benih berkualitas merupakan hambatan terbesar, yang memengaruhi pembangunan berkelanjutan seluruh industri.
Bapak Nguyen Quang Ngoc, Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Lada, mengatakan bahwa lada merupakan tanaman industri tahunan, sehingga proses pemilihan dan pengembangan varietas baru membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun. Proses ini membutuhkan banyak tahapan pengujian, evaluasi produktivitas, dan uji stabilitas. Jika gagal, kita harus mengulang dari awal, yang tentu saja akan sangat mahal.
Pusat ini kini telah mengembangkan sejumlah varietas unggul, baik lokal maupun impor, tetapi masih dalam tahap uji coba. Sebuah varietas baru telah diajukan ke Departemen Produksi Tanaman dan Perlindungan Tanaman untuk didaftarkan dan diperkirakan akan diakui pada tahun 2026, membuka harapan untuk membantu industri lada lebih proaktif dalam memilih varietas dan meningkatkan posisi ekspornya.
Harga lada dunia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Di pasar dunia, berdasarkan kutipan dari perusahaan eksportir dan harga ekspor di negara-negara, Asosiasi Lada Internasional (IPC) memperbarui harga lada terbaru per 16 Oktober 2025 sebagai berikut:
Harga lada hitam Lampung di Indonesia tetap stabil di angka $7.234 per ton. Demikian pula, harga lada putih Muntok tetap stabil di angka $10.093 per ton.
Harga lada hitam Brasil ASTA 570 tetap tidak berubah pada USD 6.100/mt.
Harga lada hitam ASTA Malaysia tetap stabil di angka $9.500 per ton. Sementara itu, harga lada putih ASTA juga tetap stabil di angka $12.500 per ton.
Harga semua jenis lada Vietnam menurun tajam, di antaranya harga lada hitam Vietnam 500 gr/l turun 200 USD/ton (turun 3,13%) menjadi 6.400 USD/ton; 550 gr/l turun 200 USD/ton (turun 3,03%) menjadi 6.600 USD/ton.
Demikian pula, harga lada putih Vietnam turun 200 USD/ton (turun 2,21%), mencapai 9.050 USD/ton.
Para analis meyakini penurunan harga lada baru-baru ini terutama disebabkan oleh aksi ambil untung setelah periode kenaikan tajam sejak Agustus. Ketika harga mencapai puncaknya, banyak agen dan pedagang menjual untuk memulihkan modal, yang menyebabkan peningkatan pasokan jangka pendek, sehingga menekan harga domestik untuk sedikit menurun.
Menurut Asosiasi Lada dan Rempah Vietnam (VPSA), permintaan impor dari Tiongkok, India, dan Eropa tetap stabil, tetapi laju pembelian melambat karena importir menunggu harga yang lebih rendah. Di dalam negeri, persediaan tidak tinggi, tetapi daya beli lemah karena mentalitas mencari-cari, yang menyebabkan pasar stagnan sementara.
Data Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa dalam 8 bulan pertama tahun 2025, negara tersebut mengimpor 6.390 ton lada senilai 43,4 juta dolar AS, turun 14,6% secara volume tetapi naik hampir 20% secara nilai. Vietnam melampaui Indonesia dan menjadi pemasok terbesar dengan 2.572 ton, menguasai 40,2% pangsa pasar. Harga ekspor rata-rata Vietnam mencapai 7.212 dolar AS/ton, lebih tinggi daripada Indonesia dan Brasil, yang menegaskan prestise dan kualitas produk tersebut.
Para ahli memperkirakan bahwa pada kuartal keempat tahun 2025, prospek ekspor lada Vietnam akan tetap positif berkat peningkatan permintaan dari Tiongkok, AS, dan Eropa. Namun, industri ini perlu berinvestasi besar-besaran dalam varietas dan proses produksi untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya di pasar global yang semakin kompetitif.
Sumber: https://baonghean.vn/gia-tieu-hom-nay-16-10-2025-tieu-viet-nam-xuat-khau-giam-200-usd-tan-10308276.html
Komentar (0)