Dengan investasi lebih dari 5 miliar VND untuk infrastruktur dan peralatan kandang, model peternakan ayam petelur berteknologi tinggi di Desa Bau Am, Kecamatan Toan Luu milik Bapak Nguyen Van Nguyen dibangun di atas lahan seluas 3 hektar dengan skala 15.000 ekor ayam petelur Isa Brown, jenis ayam petelur super asal Belanda.

Kandang tertutup, dilengkapi dengan tempat pakan, keran air otomatis, sistem pencahayaan, dan kipas pendingin yang diatur setiap jam, memastikan kondisi hidup optimal bagi ayam. Berkat itu, jumlah ayam di peternakan selalu menghasilkan sekitar 80% telur. Saat ini, peternakan mengumpulkan sekitar 12.000 telur setiap hari dengan harga rata-rata 2.500 VND per telur, sehingga peternakan dapat meraup untung 30 juta VND. Tahapan pengumpulan, pengawetan, dan konsumsi telur dilakukan sepanjang hari untuk memastikan aliran produk yang stabil.
Bapak Nguyen Van Nguyen, pemilik peternakan ayam di Desa Bau Am, Kecamatan Toan Luu, berbagi: Seluruh sistem dioperasikan hampir secara otomatis. Berkat penerapan teknologi, sistem pemberian pakan, pencahayaan, pendinginan, dan pemantauan suhu kandang dapat dikontrol langsung melalui telepon. Meskipun ia mengelola peternakan dengan puluhan ribu ayam, ia jarang berada di lokasi. Ia menyadari bahwa transformasi digital bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mengelola produksi dan bisnis dengan lebih baik.

Salah satu faktor keberhasilan model peternakan ayam petelur berteknologi tinggi di Kelurahan Toan Luu adalah proses pemeliharaan yang terjamin secara ilmiah . Ayam-ayam dipelihara sejak umur 1 hari. Ayam cadangan akan dipelihara selama 16 minggu, divaksinasi lengkap dengan 18 jenis vaksin sebelum memasuki tahap bertelur. Mulai minggu ke-18, ayam-ayam mulai bertelur. Agar proses produksi telur tidak terganggu, tepat ketika 20.000 ekor ayam berada pada tahap produksi telur terbanyak, Bapak Nguyen Huu Dung, pemilik peternakan ayam di Desa Xuan Son, Kelurahan Toan Luu, juga mendatangkan lebih dari 10.000 ekor ayam umur 1 hari untuk dipelihara sebagai ayam cadangan.

Peternakan siklus tertutup memastikan proses produksi dari umur satu hari hingga bertelur, sehingga kualitas telur peternakan tetap konsisten, baik kuantitas maupun kualitasnya. Setelah dikurangi biaya-biaya, peternakan ini menghasilkan keuntungan miliaran dong setiap tahunnya. Berkat penerapan ilmu pengetahuan dalam produksi dan pembiakan, peternakan ini memiliki 20.000 ayam petelur dan lebih dari 10.000 ayam cadangan, tetapi hanya membutuhkan beberapa pekerja. Dari pemberian pakan hingga air minum, pengoperasian sistem ventilasi semuanya dilakukan secara otomatis, sehingga mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi ekonomi .
Penerapan teknologi membantu menghemat tenaga kerja, mengurangi kesalahan operasional, dan terutama meningkatkan transparansi produksi. Hal ini juga menjadi salah satu faktor penting agar produk telur peternakan dapat didistribusikan ke pasar secara teratur, tanpa penumpukan.
Bapak Nguyen Huu Dung, pemilik peternakan ayam di Desa Xuan Son, Kecamatan Toan Luu, berbagi: "Untuk memastikan kualitas telur, kami tidak hanya memperhatikan proses produksi tetapi juga nutrisi ayam. Kualitas telur yang lezat hanya akan tercipta jika nutrisinya terjamin."


Bapak Tran Ba Hoanh, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Toan Luu, sangat mengapresiasi kontribusi model peternakan ayam petelur berteknologi tinggi terhadap pembangunan ekonomi lokal. "Ke depannya, pemerintah daerah akan mendampingi peternakan untuk mengembangkan model produksi ini guna menarik tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," ujar Wakil Ketua Komite Rakyat Komune.
Dalam konteks pertanian yang bergerak menuju modernisasi, model peternakan ayam petelur berteknologi tinggi di komunitas Toan Luu telah menegaskan arah pembangunan ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Bahasa Indonesia:
Sumber: https://baohatinh.vn/nuoi-ga-de-trung-cong-nghe-cao-thu-30-trieu-dong-moi-ngay-post296951.html
Komentar (0)