Pada tahun 1993, dalam ujian masuk universitas, Ba memperoleh 530 poin, menjadikannya salah satu siswa dengan nilai tertinggi di Thanh Hai. Namun, Ba tidak memilih untuk kuliah karena pada saat itu, banyak siswa hanya menyelesaikan sekolah menengah atas dan kemudian bekerja. Setelah itu, ia melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan dan menjadi karyawan di cabang kereta api di Tây Ninh .
Berkat pekerjaannya yang stabil, Ba memiliki kesempatan untuk kuliah. Ia bekerja dan belajar secara bersamaan, dan lulus dari Universitas Pos dan Telekomunikasi Beijing. Setelah mewujudkan impiannya yang belum terwujud, Ba menikah dan memiliki seorang putra bernama Liu Ao Han.
Liu Jianbo dan putranya. (Foto: Baidu)
Pak Ba sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya kuliah, sukses, dan punya pekerjaan bagus.
Namun, di tahun kedua SMP-nya, Ba menyadari bahwa Ngao Han telah banyak berubah, dan prestasi akademiknya pun menurun. Ia menyelidiki penyebabnya dan menemukan bahwa putranya berprestasi buruk di sekolah karena ia asyik bermain game.
Menjelang ujian masuk universitas, Pak Ba merasa khawatir dan mencoba segala cara untuk membantu putranya berkembang. Alih-alih mengkritik, memarahi, atau melarang, orang tua ini bertekad untuk menjadi teman, belajar, dan bermain bersama putranya.
Pak Ba percaya bahwa anak-anak adalah cerminan orang tua mereka, sehingga setiap tindakan orang tua akan sangat memengaruhi persepsi anak-anak mereka. Ia dan istrinya sepakat untuk tidak menonton TV atau bermain ponsel demi memberi contoh bagi anak-anak mereka.
Ia berencana untuk belajar dan berlatih bersama anaknya dengan mengikuti kelas daring dan berdiskusi tentang ilmu yang didapat sepulang sekolah. Untuk itu, selain belajar bersama anaknya, Pak Ba juga meluangkan banyak waktu untuk mengulas ilmu yang sudah lama tidak ia gunakan.
Usaha Ba membuahkan hasil ketika hasil akademik Ngao Han meningkat dari hari ke hari. Putra Ba lulus ujian masuk SMA Hoang Xuyen Key. Dan selama 3 tahun berikutnya, ayah dan anak itu terus mempertahankan rutinitas lama, belajar bersama, dan bertekad untuk lulus ujian masuk universitas.
Ba pernah bercerita bahwa ia lebih berbakat dalam mata pelajaran sosial daripada sains . Ia kesulitan dengan Matematika, tetapi putranya justru sebaliknya. Ngo Han tidak pandai Sastra, tetapi sangat pandai Matematika. Oleh karena itu, selama proses belajar, ayah dan anak tersebut sering bertukar pikiran untuk saling membantu dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.
Karena Ba harus bekerja di siang hari, ayah dan putranya hanya belajar bersama di malam hari. Sesi belajar biasanya berlangsung dari pukul 18.00 hingga larut malam. Menjelang ujian, Ba menyarankan putranya untuk tidur lebih awal dan tidak belajar terlalu keras agar tidak stres. Namun, saat putranya tidur, ia tetap berada di meja untuk menyelesaikan lebih banyak soal matematika. Ada kalanya ia begadang hingga pukul 03.00 untuk belajar.
Pada musim penerimaan mahasiswa baru tahun 2024, Pak Ba juga mendaftar untuk mengikuti ujian tersebut. Sebagian ia ingin memotivasi anak-anaknya, sebagian lagi ia ingin mewujudkan impiannya di usia 18 tahun untuk mengikuti ujian masuk universitas negeri, bukan program kerja-studi.
Pada hari pengumuman hasil, keluarga Bapak Ba sangat gembira karena ayah dan anak tersebut mendapatkan nilai yang tinggi. Ayah yang berusia 47 tahun tersebut mendapatkan 454 poin, sementara putranya, Liu Ao Han, mendapatkan 625 poin. Meskipun hasil ini mengejutkan semua orang, Bapak Ba tetap merasa sedikit menyesal, ia berharap mendapatkan lebih dari 500 poin.
Nilai ini membawa Ba masuk ke Universitas Normal Guangxi, sementara putranya berprestasi dan diterima di Program Pemimpin Dirgantara Masa Depan di Universitas Aeronautika dan Astronautika Beijing.
Setelah menjadi terkenal berkat kisah inspiratifnya, Pak Ba menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarganya. Awalnya, ia membantu putranya belajar, tetapi baginya, putranyalah yang memotivasinya untuk belajar. Ia juga berterima kasih kepada istrinya yang bekerja keras siang dan malam, mendukung ayah dan putranya dalam mengejar impian mereka.
Ayah dan anak keduanya lulus ujian masuk universitas. (Foto: Sina)
Orang tua ini juga berbagi rahasia berteman dengan anaknya, yaitu tidak memaksanya melakukan apa yang diinginkannya. Ia mendorong anaknya untuk belajar, membiarkannya memilih sekolah yang disukainya, dan berusaha menciptakan lingkungan yang paling nyaman bagi perkembangan anaknya. Pak Ba membuat banyak orang tua lain mengagumi ketekunan dan kegigihannya, karena dekat dengan anak-anaknya bukanlah tugas yang mudah.
Ayah yang luar biasa ini mengatakan bahwa ia sudah lama ingin belajar Bahasa dan Sastra Tiongkok, tetapi karena pekerjaannya, ia tidak bisa. Meskipun ia menyesalinya, Ba tidak menyesali belajar dan mengikuti ujian masuk universitas bersama putranya.
Ke depannya, Bapak Ba akan terus mendorong putranya untuk menyelesaikan program universitasnya dengan baik dan melanjutkan studinya jika beliau menginginkannya. Beliau mengungkapkan bahwa beliau akan mengikuti ujian masuk universitas lagi setelah pensiun untuk mewujudkan impiannya.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/on-thi-cung-con-trai-nghien-game-ong-bo-bat-ngo-do-dai-hoc-ar904957.html
Komentar (0)