Presiden Rusia Putin akan mengunjungi Beijing bulan depan untuk berunding dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan menghadiri Forum Sabuk dan Jalan.
"Kami mengharapkan pembicaraan mendalam antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing pada bulan Oktober," ujar Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Rusia, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Moskow hari ini.
Presiden Putin akan menghadiri Forum Sabuk dan Jalan atas undangan Bapak Xi, menandai ketiga kalinya ia menghadiri acara tersebut.
Menurut Bapak Patrushev, upaya Barat untuk membendung Rusia dan Tiongkok justru akan membuat kedua negara semakin kooperatif. Bapak Wang sedang dalam kunjungan empat hari ke Rusia untuk membahas keamanan regional serta isu-isu terkait solusi Ukraina.
"Rusia berkomitmen untuk memajukan dan memperkuat hubungan Rusia-Tiongkok," ujar Patrushev, seraya menambahkan bahwa kedua negara memiliki "kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif."
Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg pada 29 Juli. Foto: AFP
Presiden Vladimir Putin terakhir kali mengunjungi Tiongkok pada Februari 2022, untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, beberapa minggu sebelum Rusia meluncurkan kampanyenya di Ukraina. Pemimpin Kremlin tersebut menghadiri Forum Sabuk dan Jalan di Tiongkok pada tahun 2017 dan 2019.
Sejak pecahnya perang di Ukraina, Putin terutama mengunjungi negara-negara bekas Soviet untuk menghadiri konferensi. Kunjungan bulan Oktober ini akan menjadi kunjungan luar negeri pertama Presiden Rusia sejak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya. Baik Tiongkok maupun Rusia bukanlah anggota ICC.
Rusia dan Tiongkok menyepakati kemitraan strategis "tanpa batas" pada Februari 2022. Kedua pihak sejak itu berulang kali menegaskan kekuatan hubungan mereka, dengan peningkatan omzet perdagangan bilateral.
Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Moskow pada bulan Maret untuk berunding dengan Presiden Putin. Kedua pemimpin memuji "era baru" dalam hubungan bilateral dan membahas proposal Beijing untuk membantu mengakhiri konflik di Ukraina.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin tiba di Beijing pada akhir Mei, menjadikannya pejabat Rusia berpangkat tertinggi yang mengunjungi Tiongkok sejak Moskow melancarkan operasinya di Ukraina. Dalam kunjungan tersebut, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menyampaikan kepada Bapak Mishustin bahwa Beijing siap bekerja sama untuk membawa hubungan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.
Para ahli mengatakan Rusia dan Tiongkok semakin dekat di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat. Banyak pejabat Barat mengatakan kemitraan dengan Tiongkok merupakan salah satu faktor kunci yang membantu Rusia bertahan dari serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Huyen Le (Menurut Reuters )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)