Pada tanggal 18 November, Presiden terpilih AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia berencana untuk mengumumkan keadaan darurat nasional mengenai keamanan perbatasan dan menggunakan militer AS untuk melakukan deportasi massal terhadap imigran ilegal.
Tuan Trump akan mengambil tindakan tegas terhadap 'masalah' imigrasi yang berkembang pesat di AS. (Sumber: USA Today) |
Trump membuat pengumuman tersebut dalam sebuah posting singkat di platform media sosial Truth Social miliknya sebagai tanggapan atas postingan seorang aktivis konservatif yang mengatakan bahwa presiden terpilih tersebut "siap untuk mengumumkan keadaan darurat nasional dan menggunakan aset militer untuk membalikkan status imigrasi Biden melalui deportasi massal".
Menurut jaringan televisi Al Jazeera , pernyataan tersebut merupakan pesan paling konkret tentang rencana Trump untuk melaksanakan janji kampanye untuk melakukan "kampanye deportasi terbesar" dalam sejarah AS.
Namun, Presiden terpilih AS pasti akan menghadapi banyak tantangan hukum, apa pun yang dilakukannya.
Menurut Tn. Aaron Reichlin-Melnick, anggota senior di Dewan Imigrasi Amerika, hukum negara ini menetapkan bahwa presiden hanya dapat mengumumkan keadaan darurat nasional dan menggunakan kekuasaan darurat dalam situasi tertentu, tetapi tidak termasuk penggunaan militer untuk mendeportasi imigran.
Imigrasi menjadi isu utama selama kampanye Tn. Trump dan kandidat presiden dari Partai Republik saat itu berjanji untuk mendeportasi jutaan orang dan mengamankan perbatasan dengan Meksiko, setelah rekor jumlah penyeberangan perbatasan ilegal di bawah Presiden Joe Biden.
Pihak berwenang memperkirakan sekitar 11 juta orang tinggal secara ilegal di Amerika Serikat. Rencana deportasi Trump dapat berdampak langsung pada sekitar 20 juta keluarga.
Meskipun pemerintah AS telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengelola perbatasan selatan dengan Meksiko, Trump telah meningkatkan kekhawatiran dengan menyatakan adanya “invasi” migran yang sedang berlangsung.
Tn. Trump belum memberikan perincian mengenai rencana pembatasan imigrasinya tetapi telah berulang kali berjanji selama kampanye untuk mempercepat deportasi.
Jumlah migran ilegal yang melintasi perbatasan dari Meksiko yang dihitung oleh Patroli Perbatasan AS sekarang setara dengan tahun 2020, tahun terakhir masa jabatan pertama Trump, setelah mencapai puncaknya pada rekor 250.000 pada bulan Desember 2023.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/ong-trump-da-san-sang-hanh-dong-se-tuyen-bo-chien-dich-lon-dao-nguoc-chinh-sach-nhap-cu-cua-nguoi-tien-nhiem-294237.html
Komentar (0)