![]() |
Informasi bahwa GPT-5 memecahkan 10 masalah Erdős tidak benar. Foto: Bloomberg . |
OpenAI menghadapi kritik setelah beberapa penelitinya mengklaim bahwa model GPT-5 memecahkan 10 masalah Erdős yang sebelumnya belum terpecahkan, tetapi kemudian menarik kembali klaim tersebut karena misinformasi. Insiden ini menimbulkan pertanyaan di antara para ilmuwan tentang keakuratan komunikasi raksasa AI tersebut mengenai hasil penelitiannya.
Kisah ini bermula ketika Kevin Weil, wakil presiden OpenAI, mengunggah di X bahwa GPT-5 "telah memecahkan 10 soal Erdős dan membuat kemajuan pada 11 soal lainnya." Soal Erdős adalah dugaan terkenal yang diajukan oleh matematikawan Paul Erdős, yang banyak di antaranya belum terpecahkan selama beberapa dekade. Weil menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah maju yang besar bagi AI dalam matematika.
Postingan tersebut dengan cepat menarik perhatian, termasuk dari Demis Hassabis, CEO Google DeepMind, yang menyebutnya "memalukan". Yann LeCun, kepala ilmuwan AI di Meta, bahkan menyindir bahwa OpenAI "didorong oleh kegilaan GPT-nya sendiri".
Matematikawan Thomas Bloom, yang mengelola situs web yang mengkompilasi soal-soal Erdős, kemudian membantah klaim bahwa OpenAI telah memecahkan soal-soal yang belum terpecahkan. Ia mengatakan kata "terbuka" di situs webnya hanya berarti bahwa ia sendiri tidak mengetahui solusinya, bukan berarti soal tersebut belum pernah terpecahkan.
“GPT-5 baru saja menemukan dokumen-dokumen yang tidak saya ketahui,” kata Bloom.
Setelah mendapat reaksi keras dari komunitas, unggahan terkait dihapus. Salah satu pendukung klaim awal, Sebastien Bubeck, seorang peneliti di OpenAI, mengakui bahwa GPT-5 tidak menciptakan solusi baru, melainkan "hanya menemukan dokumen yang berisi solusi yang sudah ada sebelumnya." Namun, ia mengatakan bahwa hasil tersebut tetap luar biasa, karena menemukan dokumen yang berkaitan dengan permasalahan matematika yang kompleks sangatlah sulit.
Insiden ini menyoroti masalah komunikasi ilmiah di bidang AI, di mana klaim yang dilebih-lebihkan lebih mungkin menyebar daripada penelitian yang sebenarnya. Para ahli mengatakan OpenAI, yang berada di bawah tekanan persaingan dan komersialisasi, perlu lebih berhati-hati agar tidak menyesatkan publik tentang kemampuan sebenarnya dari model-modelnya.
Di balik kontroversi ini, ada satu poin positif yang disepakati banyak ahli, yaitu GPT-5 menunjukkan potensi nyata dalam mendukung penelitian matematika. Model ini dapat memindai, mengklasifikasikan, dan mengekstraksi makalah akademis yang relevan, yang khususnya berguna untuk topik-topik dengan dokumen yang tersebar atau terminologi yang kompleks.
Matematikawan Terence Tao meyakini bahwa AI dapat berperan sebagai "asisten peneliti matematika", membantu mempersingkat waktu pencarian informasi dan menemukan arah baru dalam data akademis yang sangat besar. Namun, ia menekankan bahwa AI tidak dapat menggantikan keahlian manusia, karena verifikasi, sintesis, dan pemahaman hakikat masalah masih memerlukan evaluasi dari para peneliti.
Sumber: https://znews.vn/openai-bi-chi-trich-post1595362.html
Komentar (0)