(Dan Tri) - Sekolah Dasar La Khe (Ha Dong, Hanoi ) mengatakan telah menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar selama 1 minggu dengan guru pendidikan jasmani yang "dituduh" oleh orang tua melakukan perilaku kekerasan terhadap siswa kelas 3 untuk terus memverifikasi dan mengklarifikasi insiden tersebut.
Pada malam tanggal 26 Desember, seorang orang tua murid Sekolah Dasar La Khe menuding guru pendidikan jasmani D.HM melakukan kekerasan terhadap anaknya di kelas pendidikan jasmani melalui media sosial. Menurut unggahan orang tua murid ini, karena anaknya sedang bermain dengan teman-temannya di kelas, guru M. mengeluarkan anaknya dari ruang serbaguna.
Saat membawa siswi tersebut keluar, Ibu M. "menendang bahu dan leher siswi tersebut dengan kakinya yang memakai sepatu," "mengumpat dan menampar wajah siswi tersebut"...
Orang tua ini meminta sekolah untuk menyediakan gambar kamera dan segera menangani guru tersebut.

Isi petisi orang tua siswa terkait kejadian tersebut (Sumber foto: jejaring sosial).
Pertemuan antara pihak sekolah, orang tua, guru, perwakilan kepolisian, dan Dinas Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Ha Dong telah berlangsung sejak pagi hari, 27 Desember. Menjelang malam, Kepala Sekolah Dasar La Khe, Bui Thi Chuyen, menyampaikan kepada wartawan Dan Tri mengenai hasil pertemuan tersebut, khususnya mengenai hasil rekaman kamera.
Oleh karena itu, pada tanggal 24 Desember, saat ujian akhir penjaskes semester pertama kelas 3A7, siswa N.D.K. dan beberapa siswa lainnya tidak berkonsentrasi selama ujian. Guru yang bertugas, D.HM, telah mengingatkan mereka berkali-kali, tetapi tidak berhasil.
Karena khawatir dengan hasil ujian kelas tersebut, guru tersebut menarik siswa N.D.K. keluar dari ruang serbaguna dan menyerahkannya kepada wali kelas 3A7 untuk dikelola agar tidak mengganggu ujian siswa lain.
Selama proses tersebut, siswa K tidak mendengarkan dan melawan dengan keras, sehingga guru meninggalkan siswa tersebut di luar ruang serbaguna untuk melanjutkan pengujian siswa yang tersisa.
Di akhir pelajaran, guru M. menyuruh siswa kembali ke kelas dan mengamati bahwa K. masih bermain dengan teman-temannya seperti biasa. Setelah itu, guru M. juga melaporkan kejadian tersebut kepada wali kelas 3A7 saat ujian. "Pada tanggal 25-26 Desember, siswa K. masih bersekolah, makan siang, dan beraktivitas seperti biasa," demikian informasi yang tercatat dalam dokumen tersebut.
Rekaman kamera menunjukkan guru M. menarik siswa tersebut keluar dari ruang serbaguna. Siswa tersebut protes dan tidak mau keluar, dan terlihat bersandar di lantai.
Kemudian, Bu M. kembali untuk melanjutkan ujian bersama siswa-siswa yang tersisa. Waktu yang dihabiskan guru untuk mengeluarkan siswa dari ruang serbaguna adalah 9:05:14. Waktu yang dihabiskannya untuk kembali ke ruang serbaguna untuk melanjutkan ujian adalah 9:06:35.
Selama pelajaran di ruang serbaguna itu berlangsung, tidak ada satu pun adegan Bu M memukul muridnya.
Tidak ada kamera di luar lorong ruang serbaguna, jadi tidak ada gambar kejadian di luar lorong ruang serbaguna.
Segera setelah kejadian tersebut, Ibu D.HM mengakui telah melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap murid K. dan menelepon orang tua murid untuk meminta maaf secara langsung pada malam hari tanggal 24 Desember. Akan tetapi, keluarga murid K. tidak setuju karena mereka mengira Ibu D.HM tidak mengakui telah memukul murid tersebut.
"Hingga saat ini, pihak sekolah terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kepolisian Distrik Ha Dong untuk memverifikasi kejadian tersebut. Pihak sekolah juga terus berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat terkait kejadian tersebut, dan akan menangani guru tersebut sesuai ketentuan yang berlaku."
"Sekolah telah memutuskan, saat ini, untuk sementara menskors guru D.HM dari pekerjaannya selama 1 minggu untuk verifikasi," informasi dari Ibu Bui Thi Chuyen.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/phu-huynh-to-co-giao-the-duc-dap-co-keo-le-hoc-sinh-truong-xuat-camera-20241227202837363.htm






Komentar (0)