Sebuah tim peneliti dari Northwestern University (AS) telah mengembangkan jenis baterai baru yang menggunakan mikroorganisme yang ditemukan di tanah sebagai sumber energi.
Perangkat yang berukuran sebesar buku ini dapat digunakan untuk memberi daya pada sensor bawah tanah di bidang pertanian dan infrastruktur hijau, memberikan alternatif pengganti baterai tradisional.
Jenis baterai baru ini telah diuji untuk memberi daya pada sensor yang mendeteksi kontak tanah dan kelembapan, yang berguna untuk melacak pergerakan hewan. Sensor-sensor tersebut dilengkapi dengan antena untuk transmisi data nirkabel.
Baik dalam kondisi kering maupun basah, jenis baterai baru ini menunjukkan kinerja yang melampaui teknologi serupa hingga 120%. Para penulis studi menekankan bahwa dengan meningkatnya jumlah perangkat Internet of Things ( IoT ), sangat penting untuk menemukan alternatif selain baterai lithium dan logam berat.
Sel bahan bakar mikroba, yang ditenagai oleh dekomposisi karbon organik di dalam tanah, dapat menjadi sumber energi yang tak habis-habisnya. Sistem rekayasa untuk menghasilkan listrik dari bakteri tidak terlalu rumit dan mudah diimplementasikan.
Jenis baterai ini tidak dirancang untuk memasok listrik ke seluruh kota, tetapi dapat memasok listrik ke area kecil.
Prototipe ini dapat beroperasi baik dalam kondisi kering maupun terendam air berkat desain katoda dan anoda yang tegak lurus. Rata-rata, baterai ini menghasilkan energi 68 kali lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk memberi daya pada sensornya.
Para peneliti berencana mengembangkan baterai yang sepenuhnya dapat terurai secara hayati dengan menggunakan bahan-bahan yang bersumber secara lokal dan rantai pasokan yang sederhana, sehingga komputasi dapat diakses oleh semua komunitas.
Teknologi ini dapat memainkan peran kunci dalam pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, memungkinkan pengumpulan data terus menerus tanpa perlu mengganti baterai atau membersihkan panel surya, yang sangat penting di wilayah pertanian yang luas.
(menurut Securitylab)
'Teknologi penyamaran plat nomor' untuk menghindari denda lalu lintas – sebuah masalah yang melanda Rusia.
Jepang adalah pelopor dalam penggunaan teknologi kuantum untuk memproduksi semikonduktor industri.
Perplexity menjadi tantangan bagi raksasa mesin pencari online, Google.
Sumber






Komentar (0)