Militer AS terus menyerang pasukan Houthi di Yaman

Militer AS mengatakan telah menyerang tiga rudal jelajah antikapal, sebuah kapal selam nirawak, dan sebuah kapal permukaan nirawak (UUV) pada hari Sabtu. "Ini adalah pertama kalinya Houthi mengamati penggunaan UUV sejak serangan dimulai pada 23 Oktober," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Pesawat koalisi pimpinan AS lepas landas untuk menyerang target militer di Yaman pada 12 Januari 2024. Foto: Militer AS

"CENTCOM telah mengidentifikasi rudal jelajah antikapal, kendaraan bawah air nirawak, dan kapal permukaan nirawak di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan memastikan bahwa mereka menimbulkan ancaman langsung terhadap kapal angkatan laut AS dan kapal dagang AS di kawasan tersebut," kata Komando Pusat AS.

Penggunaan drone bawah air menandai strategi baru bagi Houthi dan tetap dilakukan meskipun serangan udara AS terus berlanjut terhadap kelompok pemberontak tersebut. Awal bulan ini, AS dan Inggris menyerang setidaknya 30 target Houthi di setidaknya 10 lokasi di Yaman dalam upaya untuk "meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas di Laut Merah."

Houthi, yang menguasai wilayah terpadat di Yaman, mengatakan serangan mereka merupakan bentuk solidaritas dengan Palestina atas serangan Israel di Gaza. Namun, AS dan sekutunya menggambarkan mereka sebagai ancaman bagi perdagangan global.

Menghadapi meningkatnya kekerasan di Laut Merah, sebagian besar jalur pelayaran utama telah meninggalkan rute perdagangan penting melalui Terusan Suez ini dan lebih memilih rute yang lebih panjang di sekitar Afrika.

Perubahan tersebut telah meningkatkan biaya, memunculkan kekhawatiran tentang inflasi global, dan memangkas sumber pendapatan penting Mesir dari pengirim barang yang melewati Terusan Suez ke atau dari Laut Merah.

Bui Huy (menurut Reuters, CNN, AJ)

Sumber: https://www.congluan.vn/quan-doi-my-tiep-tuc-tan-cong-houthi-phat-hien-tau-khong-nguoi-lai-cua-doi-phuong-post284892.html