Secara spesifik, Komando Teater Selatan militer Tiongkok menulis di aplikasi perpesanan WeChat bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk "menguji kemampuan prajurit dalam bermanuver cepat, memblokir perbatasan, dan menyerang dengan senjata api," menurut Reuters. Militer Tiongkok tidak memberikan detail mengenai waktu atau jumlah prajurit yang berpartisipasi dalam pelatihan tersebut.
Pengumuman pelatihan tersebut muncul sehari setelah konvoi truk yang membawa barang dari China ke Myanmar terbakar di kota Muse di Negara Bagian Shan di Myanmar utara, dalam apa yang disebut media pemerintah Myanmar sebagai serangan yang didukung pemberontak, menurut Reuters.
Asap mengepul saat konvoi truk terbakar di dekat kota Muse, Myanmar, dalam gambar dari video yang muncul di media sosial.
Kebakaran di kotapraja Muse terjadi saat Duta Besar Tiongkok untuk Myanmar Chen Hai bertemu dengan pejabat tinggi Myanmar di ibu kota Naypyidaw untuk membahas stabilitas di perbatasan.
Kedutaan Besar Tiongkok di Myanmar pada 24 November juga mengimbau warga negara Tiongkok yang terdampar di daerah Laukkai, wilayah Kokang, Negara Bagian Shan, yang berbatasan dengan Tiongkok, untuk segera dievakuasi. Kedutaan Besar Tiongkok juga memperingatkan bahwa risiko bagi warga negara Tiongkok di daerah tersebut sangat tinggi akibat pertempuran yang sedang berlangsung antara militer Myanmar dan pemberontak.
Sebelumnya, serangan terkoordinasi terhadap tentara Myanmar dilancarkan pada 27 Oktober di negara bagian Shan dan kelompok pemberontak bersenjata merebut beberapa kota dan lebih dari 100 pos militer , menurut Reuters.
Pada tanggal 15 November, juru bicara pemerintah militer Myanmar Zaw Min Tun mengatakan militer negara itu menghadapi "serangan besar" dari sejumlah besar pemberontak bersenjata di negara bagian Shan timur laut, negara bagian Kayah timur, dan negara bagian Rakhine barat.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)