Majelis Nasional Korea Selatan mengesahkan resolusi yang menuntut penangkapan Presiden Yoon

Pada tanggal 10 Desember, Majelis Nasional Korea Selatan mengesahkan rancangan undang-undang untuk menunjuk jaksa khusus untuk menyelidiki pernyataan darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol, dan juga mengesahkan resolusi yang menuntut penangkapan Tuan Yoon dan tujuh pejabat lainnya.

Keputusan tersebut dibuat oleh Majelis Nasional Korea Selatan dalam sebuah rapat pada 10 Desember, menyusul perkembangan pasca-pemberlakuan darurat militer oleh Presiden Yoon. RUU tersebut disahkan dengan 210 suara mendukung dan 63 suara menentang, lapor Kantor Berita Yonhap.

Pada 10 Desember, Majelis Nasional Korea Selatan mengesahkan resolusi yang meminta penangkapan darurat Presiden Yoon dan tujuh pejabat lainnya. Resolusi Majelis Nasional Korea Selatan tersebut saat ini tidak memiliki nilai hukum dan masih perlu diusulkan, diperiksa oleh otoritas yang berwenang, dan diajukan dalam sidang paripurna, layaknya sebuah rancangan undang-undang.

Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Woo Won-shik saat pemungutan suara pemakzulan Presiden Yono Suk Yeol pada tanggal 7 Desember.

Selain Tn. Yoon, jaksa khusus juga akan menyelidiki mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun dan Kepala Staf Angkatan Darat Park An-su, beserta beberapa pejabat terkait keputusan kontroversial presiden. Perdana Menteri Han Duck-soo, kepala kontraintelijen militer Yeo In-hyung, dan mantan ketua parlemen Partai Kekuatan Rakyat (PPP) Choo Kyung-ho juga sedang diselidiki.

Satu hal penting adalah Majelis Nasional akan menunjuk seorang "jaksa penuntut khusus tetap", yang berbeda dari jaksa penuntut khusus biasa karena presiden tidak akan memiliki wewenang untuk memveto RUU tersebut, kecuali untuk menunda penunjukannya. Tanggal 10 Desember juga menandai hari terakhir sidang tetap pertama Majelis Nasional Korea Selatan ke-22.

Pemungutan suara pemakzulan gagal, presiden Korea Selatan melarikan diri sementara

Para penyelidik sebelumnya telah menyelidiki apakah Tn. Yoon memerintahkan badan kontraintelijen militer untuk menyusun dokumen darurat militer, atau apakah presiden Korea Selatan memerintahkan penangkapan para anggota parlemen dan pejabat partai.

Dalam perkembangan terkait, komandan Komando Perang Khusus Angkatan Darat Korea Selatan, Letnan Jenderal Kwak Jong-keun, mengatakan bahwa mantan Menteri Kim Yong-hyun telah memerintahkan militer untuk mencegah 150 anggota parlemen memasuki gedung Majelis Nasional pada malam 3 Desember ketika Tuan Yoon mengeluarkan perintah tersebut. Menurut konstitusi Korea Selatan, setidaknya 150 suara dari anggota parlemen diperlukan untuk mengusulkan pencabutan darurat militer.

Sumber: https://thanhnien.vn/quoc-hoi-han-quoc-thong-qua-nghi-quyet-yeu-cau-bat-tong-thong-yoon-185241210140419875.htm