Penyu hijau albino tersebut lahir di pusat penetasan "Let's Get Cracking" di sebuah resor di Con Dao pada 4 Juli, di sarang yang berisi 115 penyu. Staf konservasi mengatakan bahwa setiap malam, mereka memeriksa sarang-sarang tersebut untuk segera membantu bayi-bayi penyu menetas dan pindah dengan aman ke laut. Penyu albino tersebut ditemukan dan dilepaskan ke laut bersama bayi-bayi penyu lainnya.
Ini adalah kedua kalinya dalam dua tahun fenomena genetik langka ini terjadi di pusat tersebut. Sebelumnya, pada Oktober 2023, pusat tersebut juga mencatat kasus serupa pada kura-kura albino.
Menurut para ahli, tingkat kemunculan kura-kura albino di alam liar diperkirakan 1/100.000 hingga 1/150.000. Kura-kura albino merupakan variasi genetik dengan cangkang gading cerah, tepi putih, dan mata transparan.

Menurut Badan Pengelola Taman Nasional Con Dao, pantai sepanjang hampir 2 km di depan tempat penetasan telur penyu menyediakan kondisi yang diperlukan bagi induk penyu untuk bersarang, seperti minimnya polusi cahaya, bebas plastik sekali pakai, dan bebas kebisingan buatan. Pantai ini juga merupakan salah satu tempat bersarang terpenting di Vietnam bagi penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Bahkan dalam kondisi yang menguntungkan, bayi penyu harus mengatasi banyak tantangan untuk bertahan hidup hingga dewasa. Setelah menetas, mereka bermigrasi dari sarang ke laut, menghindari kepiting dan burung pemangsa, lalu bertemu ikan dan biota laut lainnya. Selain ancaman alam, penyu kini sangat terdampak oleh manusia, seperti perburuan ilegal, polusi, penangkapan ikan, dan hilangnya habitat.
Penyu albino menghadapi risiko tambahan karena kekurangan pigmen dan kemampuan kamuflasenya yang lebih rendah, sehingga lebih mudah dikenali di air. Penyu albino juga sering mengalami cacat lahir.

Bapak Phuong, seorang relawan yang berpartisipasi dalam Program Konservasi Penyu Laut yang diselenggarakan oleh IUCN bekerja sama dengan Taman Nasional Con Dao, mengatakan bahwa selama lebih dari 11 hari menjadi relawan pada akhir Juni di Teluk Hon Canh, ia belum pernah menjumpai penyu laut albino dan merasa "terkesan" dengan fenomena langka ini.
Hingga Juni 2025, lebih dari 30.000 bayi penyu telah ditetaskan dan dilepaskan ke laut dari Pusat Penetasan, dengan koordinasi antara unit operasional dan Badan Pengelola Taman Nasional Con Dao. Selain kegiatan penetasan, tim patroli secara rutin membersihkan pantai, mendeteksi dan membantu induk penyu bersarang, serta menyelamatkan individu yang mengalami kesulitan.

Aika, manajer program konservasi di Hatchery, mengatakan bahwa ketika lingkungan dijaga dengan baik, alam akan merespons dengan "keajaiban". "Menyaksikan kelahiran penyu albino kedua merupakan bukti nyata upaya pelestarian ekosistem laut selama bertahun-tahun," ujar Aika.
Musim bersarang penyu di Con Dao biasanya berlangsung dari Maret hingga Oktober. Para konservasionis berharap peristiwa langka ini akan terus meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya melindungi tempat bersarang alami, memastikan lingkungan laut yang aman bagi generasi penyu muda di masa mendatang.
Sumber: https://baohatinh.vn/rua-bien-bach-tang-chao-doi-o-con-dao-post291319.html
Komentar (0)