Indeks Manajer Pembelian (PMI) untuk Asia bulan September, yang dirilis oleh Jibun Bank (Jepang), turun menjadi 49,7 pada bulan September, dari 49,8 pada bulan sebelumnya. Ini adalah bulan ketiga berturut-turut indeks berada di bawah ambang batas 50 poin.
Di Tiongkok, PMI Manufaktur Global Caixin/S&P turun menjadi 49,3 bulan lalu dari 50,4, level terendah sejak Juli 2023, menandai kontraksi. Produksi di Jepang juga turun, sementara Taiwan (Tiongkok) melambat menjadi 50,8.
Selain itu, omzet ekspor Korea Selatan juga melambat pada bulan September, karena jumlah barang ke AS hampir tidak meningkat, dalam konteks ekonomi terbesar di dunia sedang dalam resesi.
Aktivitas manufaktur global mengalami kontraksi pada bulan September akibat perlambatan ekonomi dan lemahnya permintaan konsumen. Foto: Pixabay |
" Penurunan pesanan baru merupakan faktor utama yang membebani manufaktur ," kata Shivaan Tandon, ekonom pasar di Capital Economics, mengacu pada PMI Asia.
Permintaan di banyak tempat akan terus melemah di waktu mendatang, memberikan tekanan pada aktivitas produksi di Asia dalam jangka pendek, katanya.
Sementara itu, PMI Zona Euro yang dirilis oleh S&P Global (perusahaan informasi dan analisis AS) mencapai 45 poin. Meskipun 0,02 poin lebih tinggi dari estimasi awal, angka tersebut masih di bawah ambang batas 50.
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyebabkan bisnis Eropa khawatir tentang dampaknya pada produksi dan potensi peningkatan biaya.
Aktivitas manufaktur Zona Euro melambat pada laju tercepatnya sejak awal tahun karena lemahnya permintaan yang memaksa pabrik-pabrik memangkas harga. Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mencatat penurunan terbesar dalam 12 bulan.
" Pemulihan zona euro yang diharapkan di awal tahun kini ternyata sangat lesu. Keyakinan relatif rendah dan sektor manufaktur masih sangat lemah, " kata Natasha May, pakar di JP Morgan Asset Management.
Selain itu, Dr. Cyrus de la Rubia, kepala ekonom Bank Komersial Hamburg (Jerman), memperkirakan bahwa output industri pada kuartal ketiga zona euro akan turun sebesar 1% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Ia mengatakan semakin banyak PHK kecil-kecilan. Selain penurunan permintaan, perusahaan-perusahaan Eropa menghadapi kesulitan rantai pasokan, situasi yang jarang terjadi dalam 30 tahun terakhir, kecuali selama pandemi.
“ Pesanan baru menurun dan kami memperkirakan output produksi akan terus menurun hingga akhir tahun ,” jelas Bapak Rubia.
[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/san-xuat-toan-cau-chung-lai-nguy-co-suy-thoai-can-ke-350161.html
Komentar (0)