| Para pekerja Sri Lanka bersiap berangkat dari Bandara Internasional Bandaranaike di Katunayake pada 5 Februari 2023. (Sumber: Departemen Ketenagakerjaan Luar Negeri Sri Lanka) |
Menteri Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan Luar Negeri Manusha Nanayakkara mengatakan pada tanggal 21 Agustus bahwa tujuan pembentukan unit promosi migrasi yang aman adalah untuk mencegah warga Sri Lanka yang pergi ke luar negeri untuk bekerja menjadi korban perdagangan manusia.
Sebelumnya, menteri mengumumkan bahwa pemerintah berencana untuk mendigitalkan semua pusat layanan ketenagakerjaan asing untuk memerangi perdagangan manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sri Lanka telah melihat lonjakan jumlah orang yang mengajukan paspor untuk bekerja di luar negeri, mulai dari pembantu rumah tangga hingga pekerjaan profesional, karena negara tersebut menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada tahun 1948.
Para ahli memperingatkan, warga Sri Lanka yang mengejar impian mereka di luar negeri berisiko menjadi mangsa para pedagang manusia.
Ekspor tenaga kerja memainkan peran penting dalam perekonomian Sri Lanka dan juga merupakan sumber devisa yang penting bagi negara. Remitansi rata-rata mencapai 5,7% dari PDB antara tahun 1981 dan 2000, dan angka ini meningkat menjadi sekitar 8% dalam dua dekade berikutnya.
Dalam empat bulan pertama tahun 2023, pekerja migran Sri Lanka mengirimkan lebih dari $1,8 miliar kembali ke negara asal.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)