Jutaan tahun yang lalu, cumi-cumi raksasa seperti Cameroceras mendominasi lautan purba dengan cangkang yang tingginya mencapai 8 meter.
Cameroceras berburu di bawah laut. Video : Netflix
Dalam film dokumenter alam Netflix, Life on Our Planet, para pembuat film menciptakan kembali perburuan cumi-cumi raksasa purba dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya, lapor Newsweek pada 24 Oktober. Menurut Tom Fletcher, konsultan sains program tersebut, sefalopoda purba (kelas hewan laut yang mencakup cumi-cumi dan gurita) seperti Cameroceras dan kerabatnya adalah monster berbentuk kerucut yang melayang dan melayang di dasar laut untuk mencari mangsa. Cameroceras memiliki cangkang yang sangat besar, jauh lebih besar daripada kepalanya yang menyerupai wajah, mata yang besar, dan tentakel yang panjang, dan ia berspesialisasi dalam mengais-ngais di antara celah-celah batu untuk menangkap mangsa.
Raksasa bertentakel ini hidup 470 juta tahun yang lalu dan punah sekitar 30 juta tahun kemudian. "Keturunan mereka yang lebih modern, nautilus, berukuran cukup kecil dan tidak berbahaya. Sebaliknya, fosil-fosil mereka yang kita miliki merupakan fragmen visual yang menunjukkan betapa besarnya Cameroceras," kata Fletcher. Fosil-fosil Cameroceras telah ditemukan di Tiongkok, Eropa, dan Amerika Utara, tetapi sulit untuk menunjukkan tubuh mereka yang lunak dan bertentakel. Fletcher dan rekan-rekannya harus mencari kerabat Cameroceras yang modern atau telah punah untuk merekonstruksi bagian-bagian yang hilang, karena fosil jaringan lunak seperti tentakel dan organ dalam dari jenis hewan ini langka.
Tim juga mengamati sefalopoda modern seperti sotong, gurita, dan cumi-cumi untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara Cameroceras bergerak dan kecerdasannya. "Kerabat terdekat Cameroceras yang masih hidup adalah nautilus, yang relatif tidak berubah selama jutaan tahun. Itu memberi kita beberapa petunjuk," kata Fletcher. Dalam video tersebut, Cameroceras bergerak melintasi dasar laut untuk berburu mangsa. Ia menjulurkan tentakelnya yang panjang melalui celah di terumbu dan berhasil menangkap sesuatu yang tampak seperti kuda.
Acara ini memelopori sistem yang disebut perekaman perjalanan waktu, yang memadukan efek visual dengan sejarah alam. Tapster berharap acara ini akan memberikan perspektif baru kepada penonton tentang kehidupan prasejarah di Bumi, sekaligus menyoroti pentingnya melindungi makhluk-makhluk yang hidup di planet ini saat ini.
An Khang (Menurut Newsweek )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)