Selama pergantian musim di bulan Oktober, dua sahabat karib, Lam Hanh dan Cao Trang, memulai perjalanan inspiratif bersama: berkendara lebih dari 2.500 km dalam 10 hari untuk menjelajahi keindahan alam Xinjiang, Tiongkok. Perjalanan ini tak hanya menjadi petualangan melintasi lanskap yang menakjubkan, tetapi juga bukti persahabatan dan hasrat untuk bepergian yang tak mengenal batas usia.

Perjalanan dari Urumqi ke "Danau Surgawi"
Berangkat dari Urumqi, ibu kota Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, perjalanan pasangan ini dimulai dengan menaklukkan jalan raya gurun S21 yang cerah dan berangin. Perhentian pertama adalah Danau Tianshan Tianchi, juga dikenal sebagai Tianchi Tianshan, sebuah danau pegunungan yang dikenal sebagai "giok Wilayah Barat".
Terletak di ketinggian hampir 2.000 m di Pegunungan Tianshan, sekitar 100 km dari Urumqi, Danau Tianshan Tianchi tampak dengan airnya yang sebening kristal, memantulkan pegunungan bersalju yang megah dan hutan pinus yang luas. Pemandangan di sini menghadirkan rasa damai, sepenuhnya terpisah dari hiruk pikuk dunia .

Kanas dan Hemu: Dongeng Musim Gugur Emas
Meninggalkan Tianchi, perjalanan dilanjutkan untuk membawa kedua turis wanita itu ke "Kanas Three Scenic Area", salah satu daya tarik paling unik di Xinjiang. Tempat ini merupakan perpaduan antara Danau Kanas, Desa Hemu, dan Desa Baihaba, yang masing-masing memiliki keindahannya sendiri.
Desa Hemu yang Damai
Hemu tampak seperti lukisan lanskap yang hidup dengan rumah-rumah kayu kecil yang bertengger di lembah, dikelilingi hutan pinus dan birch yang menguning keemasan. Inilah rumah bagi suku Tuvan, suku nomaden yang masih mempertahankan banyak ciri budaya tradisional. Berjalan-jalan di desa, menghirup udara segar, dan mendengarkan suara dedaunan yang berguguran menghadirkan rasa relaksasi yang luar biasa.

Danau Kansas yang Legendaris
Danau Kanas terkenal dengan airnya yang berubah warna seiring musim, dari hijau zamrud menjadi biru tua. Di musim gugur, permukaan danau yang tenang memantulkan dedaunan keemasan hutan dan langit yang cerah, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Keindahan danau ini juga dikaitkan dengan legenda monster laut, yang menambah misteri dan pesona tempat ini.

Baihaba: Desa di perbatasan
Terletak di Lembah Sungai Baihaba, desa dengan nama yang sama merupakan destinasi asri di mana sungai membentuk perbatasan alami antara Tiongkok dan Kazakhstan. Dijuluki "Swiss Kecil Tiongkok", Baihaba memikat pengunjung dengan jalanannya yang kosong, padang rumput yang luas, dan hutan birch keemasan. Ini adalah tempat untuk menemukan ketenangan, di mana suara angin yang berbisik di antara dedaunan menceritakan kisah tentang daerah perbatasan.

Momen unik pergantian musim
Hal yang paling istimewa dari perjalanan Lam Hanh dan Cao Trang adalah menyaksikan momen langka pergantian musim. Musim gugur belum berlalu, hutan masih berwarna kuning cerah, dan musim dingin telah dimulai dengan lapisan salju putih bersih yang menyelimuti puncak-puncak pegunungan Altai. Cao Trang bercerita bahwa setiap pagi ketika ia bangun dan membuka pintu, ia dapat menyentuh hamparan salju putih, sebuah pengalaman yang unik dan tak terlupakan.
Di tengah pemandangan salju putih dan dedaunan kuning, dua sahabat menikmati saat-saat berharga bersama, membuktikan bahwa usia hanyalah angka dan api awet muda selalu menyala.

Sumber: https://baolamdong.vn/tan-cuong-hanh-trinh-tu-lai-2500km-qua-mua-giao-thoa-401434.html






Komentar (0)