Kekhawatiran di kantin sekolah
Situasi makanan "kotor", makanan yang kurang gizi, atau menu yang tidak seimbang sudah bukan hal yang asing lagi. Namun, belakangan ini, di beberapa sekolah, makanan yang tidak terjamin kualitasnya, menggunakan bahan-bahan yang tidak diketahui asal usulnya, masih bermunculan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua dan rasa tidak aman di masyarakat.

Ketika permasalahan lama belum teratasi sepenuhnya, muncul risiko baru: jumlah siswa bertambah, dapur asrama terus bertambah, sementara pengelolaan dan pengawasan sekolah dan pihak berwenang masih terbatas.
Faktanya, baru-baru ini di provinsi Quang Tri , sebuah insiden yang mengkhawatirkan terjadi: pada tanggal 26 September 2025, sekitar 40 siswa asrama Sekolah Asrama Dasar Kim Thuy (kelurahan Kim Ngan, provinsi Quang Tri) menunjukkan tanda-tanda dugaan keracunan makanan setelah sarapan dengan kue beras ketan.
Segera setelah insiden tersebut ditemukan, para siswa dibawa ke fasilitas medis untuk diperiksa dan mendapatkan perawatan segera. Saat ini, kondisi kesehatan sebagian besar siswa telah stabil. Namun, insiden tersebut kembali menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pangan di dapur sekolah.
Pencegahan risiko
Insiden di Quang Tri menunjukkan bahwa satu langkah kelalaian dalam proses pengendalian—mulai dari pemilihan bahan baku, persiapan, pengolahan, hingga pengawetan—dapat mengakibatkan konsekuensi serius. Khususnya, siswa sekolah dasar masih muda dan memiliki daya tahan tubuh yang rendah, sehingga mereka lebih mungkin terkena dampak serius ketika terjadi insiden.
Ibu Le Thi Hong Cam, Kepala Departemen Keamanan dan Kebersihan Pangan Quang Nam, memberikan banyak rekomendasi penting untuk mencegah risiko keamanan pangan di sekolah.
Menurut Ibu Cam, pertama-tama, lembaga pendidikan yang menyelenggarakan dapur umum harus benar-benar mematuhi ketentuan Undang-Undang Keamanan Pangan dan Keputusan 155/2018/ND-CP. Sekolah sama sekali tidak boleh menandatangani kontrak dengan penyedia makanan atau bahan pangan yang tidak memiliki sertifikat kelayakan keamanan pangan.
Selain itu, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sangatlah penting. Manajer, guru, staf, siswa, dan orang tua perlu diinformasikan secara berkala tentang peran keamanan pangan, cara mencegah keracunan dan penyakit bawaan makanan. Khususnya, penerapan "5 kunci keamanan pangan" yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat dilakukan.
Terkait dengan pengawasan dapur sekolah, Ibu Cam mencatat bahwa dapur yang dikelola oleh sekolah itu sendiri, meskipun tidak memiliki Sertifikat Keamanan Pangan, namun dapur tersebut tetap harus mematuhi peraturan keamanan pangan, melaksanakan sepenuhnya sistem pemeriksaan pangan 3 tahap, dan menyimpan sampel makanan sesuai peraturan.

Untuk dapur kontrak luar, Anda hanya boleh menandatangani kontrak dengan unit yang memiliki sertifikat keamanan pangan yang sah, dan sekaligus mewajibkan unit tersebut untuk melaksanakan pemeriksaan makanan 3 tahap secara ketat, menyimpan sampel makanan, mengendalikan sumber bahan baku, dan mengawetkan makanan.
Selain itu, dalam kegiatan ekstrakurikuler atau festival, sekolah perlu berkoordinasi dengan orang tua untuk memilih makanan dari tempat yang tepercaya dan memiliki dokumen keamanan pangan yang lengkap. Di saat yang sama, pengawasan ketat terhadap produk yang didistribusikan secara gratis, dipromosikan, atau diberikan di sekolah juga diperlukan. Jika ditemukan produk yang tidak diketahui asal usulnya atau dicurigai tidak aman, produk tersebut harus dihentikan sementara dan segera dilaporkan kepada pihak berwenang.
Pada tanggal 20 September, Departemen Keamanan Pangan mengeluarkan Surat Pemberitahuan Resmi No. 1842/ATTP-NDTT tertanggal 18 September 2025 yang meminta Departemen Kesehatan provinsi/kota yang dikelola pusat, Departemen Keamanan Pangan Kota Ho Chi Minh; dan Badan Manajemen Keamanan Pangan Kota Da Nang untuk mengarahkan unit fungsional guna menerapkan langkah-langkah guna memastikan keamanan pangan.
Dinas Keamanan Pangan menghendaki agar perangkat daerah proaktif berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah di lingkungannya untuk secara berkala melakukan monitoring dan penerapan langkah-langkah pengendalian keamanan pangan; menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kepatuhan terhadap ketentuan keamanan pangan, melakukan pengendalian ketat terhadap sumber bahan baku dan bahan tambahan pangan di dapur umum, tempat usaha penyediaan makanan, makanan jajanan, makanan di sekitar sekolah; melakukan penanganan tegas terhadap pelanggaran ketentuan keamanan pangan dan mengumumkan hasilnya sebagai peringatan kepada masyarakat; menggerakkan peran serta aparat penegak hukum di semua tingkat, serikat pekerja, dan organisasi sosial politik di lingkungan daerah.
Sumber: https://baodanang.vn/tang-cuong-dam-bao-an-toan-thuc-pham-tai-bep-an-tap-the-truong-hoc-3305498.html
Komentar (0)