Telegram memiliki hampir 1 miliar pengguna di seluruh dunia - Ilustrasi foto: REUTERS
Menurut VNA pada tanggal 23 Mei, Departemen Telekomunikasi ( Kementerian Sains dan Teknologi ) mengeluarkan dokumen tentang pencegahan pengoperasian layanan telekomunikasi dasar di Internet yang menunjukkan tanda-tanda pelanggaran hukum.
Departemen Telekomunikasi mengharuskan bisnis telekomunikasi untuk segera menerapkan tindakan pencegahan dan melaporkan rencana pelaksanaan dan hasilnya kepada departemen sebelum 2 Juni 2025.
Sebelumnya, Departemen Telekomunikasi menerima dokumen dari Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Teknologi Tinggi ( Kementerian Keamanan Publik ) mengenai koordinasi untuk mencegah aktivitas Telegram di Vietnam.
Badan kepolisian menginformasikan tentang pelanggaran hukum terkait aplikasi Telegram dengan 68% saluran dan grup jahat dari total 9.600 saluran dan grup Telegram di Vietnam.
Pada tanggal 24 Mei, berbagi dengan kantor berita Reuters, perwakilan Telegram mengatakan mereka "terkejut" oleh pengumuman dari Vietnam dan telah menanggapi permintaan hukum tepat waktu.
"Telegram terkejut dengan pengumuman ini," Reuters mengutip seorang perwakilan Telegram.
"Kami telah segera menanggapi permintaan hukum dari Vietnam. Pagi ini (23 Mei), kami menerima pemberitahuan resmi dari Departemen Telekomunikasi mengenai prosedur notifikasi penyediaan layanan telekomunikasi sesuai peraturan baru. Batas waktu tanggapan adalah 27 Mei dan kami sedang memproses permintaan ini," tambah perwakilan Telegram.
Menurut Reuters, aplikasi perpesanan gratis Telegram memiliki hampir 1 miliar pengguna di seluruh dunia. Jejaring sosial ini juga telah terlibat dalam kontroversi global terkait masalah keamanan dan kebocoran data, termasuk di Prancis.
Sumber: https://tuoitre.vn/telegram-da-tiep-nhan-va-dang-xu-ly-thong-bao-tu-phia-viet-nam-20250524081328423.htm
Komentar (0)