Menurut Rumah Sakit 108, pasien pria (51 tahun) sebelumnya didiagnosis karsinoma hepatoseluler dan menjalani lobektomi hepatik kiri laparoskopi. Pasien memiliki riwayat hepatitis B, menjalani pengobatan berkelanjutan selama 25 tahun, dan diabetes tipe 2. Setelah operasi, kondisi kesehatan pasien stabil dan ia menjalani pemeriksaan rutin.
Baru-baru ini, pasien pergi untuk pemeriksaan dan menemukan dua tumor berulang di segmen 8, jadi setelah konsultasi, dokter memutuskan bahwa transplantasi hati adalah pilihan pengobatan terbaik bagi pasien.

Mendengar kabar tersebut, sang istri tak ragu mendonorkan sebagian hatinya demi menyelamatkan suaminya. Setelah pemeriksaan, evaluasi, dan konsultasi menyeluruh, dokter memutuskan bahwa kondisi kesehatan sang istri cukup baik untuk mendonorkan hatinya.
Operasi berlangsung selama 6 jam. Dokter melakukan laparoskopi untuk mengangkat cangkok hati kanan dari donor, lalu mentransplantasikannya ke penerima. Setelah transplantasi, pasangan tersebut dipindahkan ke unit perawatan intensif. 24 jam setelah operasi, kesehatan donor dan penerima stabil, dan cangkok berfungsi dengan baik.

“Transplantasi hati ke-300 merupakan tonggak sejarah dan pencapaian medis, berkat upaya kolektif tim transplantasi hati, dan kisah mengharukan tentang cinta antara suami istri dan kepercayaan pasien terhadap tim medis di Rumah Sakit 108,” ujar Associate Professor, Dr. Vu Van Quang, Wakil Kepala Departemen Bedah Hepatobilier-Pankreas, Rumah Sakit 108.
Profesor Madya, Dr. Vu Van Quang, menambahkan bahwa transplantasi hati pertama dilakukan oleh unit tersebut pada Oktober 2017 dan merupakan transplantasi hati dari donor hidup (seorang putra yang didonorkan kepada ibunya). Hingga saat ini, setelah 8 tahun, kesehatan sang ibu masih stabil, dan putranya telah memulai sebuah keluarga dan melahirkan seorang anak yang normal.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/thuc-hien-thanh-cong-ca-ghep-gan-vo-cho-chong-post822239.html






Komentar (0)