Baru saja mulai tumbuh, Kim Ngan, 6 tahun, siswa kelas satu di Sekolah Dasar Cam Binh, Kecamatan Cam Binh, Provinsi Ha Tinh , tengah menjalani hari-hari yang sulit.
Keluarga kecil Kim Ngan damai, tetapi di awal tahun 2024, saat hamil anak keduanya, ibu Ngan, Nguyen Thi Linh (30 tahun), menerima diagnosis yang menyambarnya bagai sambaran petir: gagal ginjal stadium akhir. Dokter menyarankannya untuk menggugurkan kandungan agar dapat fokus pada perawatan. Namun, kasih sayang dan ikatan darah yang suci dari seorang ibu membuat sang ibu bertekad untuk mempertahankan bayinya.

Ibu Linh berjuang melawan rasa sakit yang menyiksa tubuh dan pikirannya, menelan setiap pil pahit, menanggung setiap suntikan yang menyakitkan dengan harapan yang samar: untuk melihat anaknya lahir.
Beban penyakit semakin berat, dan tubuh sang ibu semakin lelah. Pada Juli 2024, ketika janin berusia 25 minggu, halilintar kembali menyambar: janin tidak berkembang. Sang ibu harus menjalani operasi untuk memisahkan diri secara permanen dari bayinya yang belum lahir. Di saat yang sama, ia harus menjalani operasi pemasangan shunt lagi, memulai perjalanan dialisisnya, perjuangan untuk merebut kehidupan dari tangan maut.
Dengan ibunya yang sakit parah dan ayahnya yang telah tiada, kehidupan Kim Ngan dimulai dengan serangkaian hari yang terasa hampa. Makanannya terkadang nasi putih dengan saus ikan, atau sebungkus mi instan mentah yang ia kupas sendiri dengan canggung, karena neneknya telah menghabiskan seluruh tenaganya untuk berlarian membeli setiap pil dan setiap makanan dialisis untuk ibunya.

Ada malam-malam ketika ibunya merasakan sakit yang luar biasa, erangannya meremas hati rapuh seorang anak berusia enam tahun. Kim Ngan menangis, tetapi tak berani berteriak keras, ia hanya bisa bersembunyi di sudut, menggunakan tangan mungilnya untuk segera menghapus air mata panas itu.
Ngan kecil merindukan pelukan hangat, makan bersama ibunya di sampingnya, dan kisah-kisah bahagia dari sekolah yang diceritakannya. Namun semua itu hanyalah angan-angan yang jauh. Ibunya berjuang melawan kematian, hari demi hari, jam demi jam.

Kim Ngan tidak sepenuhnya memahami apa itu "gagal ginjal". Ia hanya tahu bahwa ibunya sangat lemah, ia tak sanggup lagi menggendongnya, dan perjalanan ke "dialisis" adalah hari-hari terpanjang dan paling sepi. Ia merindukan kehidupan ibunya, bukan hanya untuknya, tetapi juga untuk masa kecilnya yang merana.
Kehidupan seorang ibu muda terasa rapuh setiap kali ia bernapas. Kehidupan anaknya pun semakin memudar setiap hari tanpa kehangatan kasih sayang. Mereka membutuhkan kita, hati yang tak mampu mengabaikan tangisan pilu seorang anak yang ingin memeluk ibunya.
Mohon sampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga Kim Ngan ke:
Kantor perwakilan tetap Surat Kabar Education and Times di wilayah Utara Tengah.
Alamat: No.2, Jalur 5, Jalan Nguyen Bieu, Bangsal Thanh Sen, Provinsi Ha Tinh.
Hotline: 0913.473.217
Nomor rekening: 686605377999 - Cabang Vietinbank Ha Tinh.
Transfer konten: MT51
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/thuong-lam-con-tho-6-tuoi-cau-xin-cuu-lay-nguoi-me-bi-benh-hiem-ngheo-hanh-ha-post749151.html






Komentar (0)