Berbagi dengan pers pada kesempatan Tahun Baru, Bapak Nguyen Quang Thai, Direktur Jenderal Departemen Umum Penegakan Putusan Perdata ( Kementerian Kehakiman ) menegaskan bahwa pada tahun 2023, jumlah kasus, jumlah uang dan pengembalian aset dalam kasus korupsi dan ekonomi akan menjadi yang tertinggi yang pernah ada.
"Itulah balasan atas upaya tak kenal lelah para petugas penegak hukum, pegawai negeri sipil, dan pekerja di seluruh sistem penegakan hukum sipil, dalam mengatasi berbagai kesulitan, tantangan, dan tekanan," ujar Bapak Thai.
Direktur Jenderal Departemen Umum Penegakan Putusan Perdata Nguyen Quang Thai (Foto: Kim Quy).
Namun, menurutnya, masih banyak kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi: Aset dalam kasus pidana korupsi dan kejahatan ekonomi seringkali sangat besar jumlahnya, beragam jenisnya, dan tersebar di berbagai daerah, bahkan di luar negeri. Sementara itu, sumber daya dan aparatur sipil negara (ASN) yang ada saat ini masih belum memadai dibandingkan dengan beban kerja kasus ekonomi dan korupsi.
"Jika dihitung dari kasus-kasus yang sedang dipantau dan diarahkan oleh Komite Pengarah Pusat Anti-Korupsi dan Praktik-Praktik Negatif, yang sedang ditegakkan oleh lembaga-lembaga penegak putusan perdata, terdapat lebih dari 3.000 aset yang perlu ditangani, di mana lebih dari 1.000 di antaranya merupakan hak guna lahan," ujar Direktur Jenderal Lembaga Penegakan Putusan Perdata.
Hasil eksekusi putusan pada tahun 2023 mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, yakni lebih dari 575.000 perkara, dengan perolehan dana lebih dari VND 89.000 miliar, yang mana lebih dari VND 20.000 miliar berasal dari pemulihan aset yang disalahgunakan dan hilang dalam kasus korupsi dan ekonomi - meningkat hampir VND 4.500 miliar dibandingkan tahun 2022.
Pada tahun 2024, beban kerja penegakan hukum akan meningkat drastis ketika serangkaian kasus besar terus menerus dibawa ke pengadilan dan ditegakkan: Dalam kasus Van Thinh Phat, lembaga investigasi menyita sejumlah besar real estat, yang diperkirakan bernilai ribuan miliar dan jutaan saham, saham, dan aset sitaan lainnya; kasus Tan Hoang Minh, kasus Rumah Sakit Umum Dong Nai , kasus Grup FLC,... semuanya telah menyita banyak aset dan hak guna tanah milik individu terkait.
Kejaksaan mendakwa 15 terdakwa dalam kasus Tan Hoang Minh atas penggelapan dana sebesar VND8,643 miliar dan uang tersebut kini telah diserahkan untuk dikembalikan kepada para korban. Dalam foto, Ketua Tan Hoang Minh Do Anh Dung (Foto: Tan Hoang Minh).
Lebih lanjut mengenai kesulitan yang dihadapi, Bapak Thai mengatakan bahwa status hukum aset yang disita untuk memastikan penegakan putusan seringkali rumit, dan banyak kasus belum diputuskan. Oleh karena itu, pada tahap penegakan hukum, banyak permasalahan hukum yang muncul dan perlu diselesaikan.
Direktur Jenderal Nguyen Quang Thai menegaskan bahwa seluruh sistem penegakan hukum akan terus menerapkan secara ketat Arahan Sekretariat No. 04-CT/TW tentang penguatan kepemimpinan Partai dalam pemulihan aset yang disalahgunakan atau hilang dalam kasus pidana korupsi dan kejahatan ekonomi. Pada saat yang sama, akan dilakukan peninjauan, penambahan, dan mobilisasi sumber daya seperti petugas dan pemeriksa penegakan hukum yang kompeten dan berkualifikasi ke area-area kunci untuk menegakkan putusan.
Departemen Umum akan fokus pada penguatan pemeriksaan, koordinasi pemeriksaan dan pengawasan, memastikan pelaksanaan putusan, dan meminimalkan pelanggaran.
"Jika terdapat pelanggaran atau kekurangan, hal tersebut harus dideteksi sejak dini dan diperbaiki sejak awal, agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan atau insiden yang rumit," tegas Bapak Thai.
"Sayang sekali"
Menurut Direktur Jenderal Nguyen Quang Thai, masih banyak PNS yang karena keterbatasan keahlian profesionalnya, bahkan ada yang terjerumus ke dalam kemerosotan moral, korupsi, melanggar ketentuan perundang-undangan, sehingga dapat dikenakan sanksi administratif, bahkan dapat dikenakan tuntutan pidana.
"Hal ini sangat disayangkan. Kementerian, lembaga peradilan, dan sistem penegakan putusan perdata telah menerapkan berbagai solusi untuk mencegah negativitas, korupsi, dan pelanggaran, serta sangat gigih dalam menangani pelanggaran. Penerbitan Peraturan No. 132-QD/TW oleh Politbiro merupakan landasan politik dan hukum yang penting untuk mencegah, menangkal, dan menangani pelanggaran dalam kegiatan litigasi pada umumnya dan dalam penegakan putusan perdata pada khususnya," ujar Bapak Thai.
Beliau menegaskan, Peraturan Nomor 132-QD/TW telah menciptakan mekanisme pengawasan dan pencegahan negativitas, pelanggaran, serta korupsi yang dilakukan oleh pengurus Partai, organisasi Partai, organisasi sosial politik, dan masyarakat terhadap lembaga penegak putusan perdata; menjadi dasar penanganan tindakan pemanfaatan, penyalahgunaan jabatan dan wewenang, penyalahgunaan wewenang, korupsi, serta negativitas dalam kegiatan litigasi dan penegakan putusan, serta menjamin penanganan kader tidak ada yang terlarang dan tidak ada yang dikecualikan.
Menurut Dan Tri
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)