Pengalaman unik ini memungkinkan pengunjung untuk membenamkan diri dalam “hot pot” panas yang terbuat dari bahan-bahan seperti cabai, susu, jujube atau wolfberry – bahan-bahan yang umum dalam hidangan Cina yang bergizi.

Di Harbin, sebuah resor di Provinsi Heilongjiang, menjadi berita utama pada bulan Oktober ketika memperkenalkan pemandian air panas dua warna bergaya "hotpot bebek mandarin". Layaknya hotpot yang terbelah dua di restoran, kolam renang selebar 5 meter ini terbagi menjadi dua bagian, satu bagian berwarna merah cerah dan bagian lainnya berwarna putih gading.

Kaldu “hot pot” berwarna merah berisi cabai, terong, dan kubis, yang mewakili rasa pedas khas, sementara bagian putihnya dicampur dengan susu, jujube, dan wolfberry - membangkitkan rasa elegan dan nyaman.

Menurut staf resor, warna merah sebenarnya terbuat dari kelopak mawar, yang diganti setiap hari untuk memastikan kesegaran dan keamanan bagi kulit.

tam-lau-1.jpeg
Di Tiongkok, beberapa resor memperkenalkan layanan "hot pot" yang unik, yang memungkinkan pengunjung berendam di bak berisi air yang dicampur cabai. Foto: SCMP

"Cabai yang digunakan ringan, membantu melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan metabolisme. Susu membantu melembapkan dan melembutkan kulit," ujar seorang perwakilan resor.

Biaya masuk ke area indah ini sekitar 160 yuan (sekitar 600 ribu dong), termasuk penggunaan pemandian air panas, sauna, dan prasmanan. Layanan ini tidak memiliki batas waktu, tetapi pengunjung disarankan untuk berendam hanya selama 15-20 menit saja untuk menghindari kepanasan.

Kombinasi tradisi dan kreativitas

"Mandi air panas" diperkenalkan sebagai variasi modern dari "mandi obat", sebuah terapi tradisional yang telah ada selama ribuan tahun dalam pengobatan Tiongkok. Metode ini menggunakan uap atau air herbal yang direbus untuk menyerap nutrisi melalui kulit, membantu mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.

Menurut buku-buku kedokteran kuno, herba seperti jahe, mugwort, atau mint sering digunakan untuk mengusir angin dingin, mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara itu, "mandi air panas" menerapkan prinsip yang sama, tetapi lebih nyata diungkapkan melalui citra hidangan nasional Tiongkok – air panas.

tam-lau-2.png
Layanan "hot pot" ini tidak memiliki batasan usia atau waktu berendam, namun orang dengan penyakit kardiovaskular, masalah kulit, atau alergi disarankan untuk tidak berpartisipasi dalam pengalaman ini. Foto: RedNote

Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mengonfirmasi efek berendam dalam susu atau cabai, banyak orang percaya bahwa bahan-bahan ini memiliki efek menenangkan.

Setelah foto "hotpot yang nikmat" itu viral di media sosial, banyak pengunjung berbagi perasaan mereka. Seorang pengguna berkomentar: "Pengalamannya sangat menyenangkan, airnya cukup hangat, uapnya beraroma rempah, membuat tubuh terasa rileks."

Namun, beberapa orang percaya bahwa menggunakan bahan-bahan asli seperti cabai dan susu adalah “pemborosan makanan”, yang berarti bahan-bahan tersebut harus diganti dengan bahan palsu demi melindungi lingkungan.

Para ahli mengatakan munculnya "mandi air panas" menunjukkan bahwa permintaan akan metode relaksasi baru meningkat di Tiongkok.

Setelah pandemi Covid-19, banyak orang lebih memperhatikan kesehatan fisik dan mental, dan mencari aktivitas pengalaman yang menghibur sekaligus merawat diri.

Turis Vietnam datang ke tempat di mana para perempuan tidak pernah mandi, dan mengoleskan "krim" aneh yang mengiritasi kulit mereka. Para perempuan di suku Himba (Namibia) bertelanjang dada, tidak pernah mandi dengan air, dan menggunakan tanah liat untuk mengepang rambut mereka... Mereka selalu dianggap sebagai perempuan tercantik di "benua gelap".

Sumber: https://vietnamnet.vn/trai-nghiem-tam-lau-gay-sot-du-khach-ngam-minh-trong-nuoc-pha-ot-va-sua-2457599.html