Hampir 300 delegasi, termasuk mahasiswa, pakar teknologi digital , dan anggota Jaringan Pemuda IOM, berpartisipasi dalam program tersebut baik secara langsung maupun daring, menjajaki hubungan antara mempromosikan migrasi yang aman, meningkatkan kesadaran terhadap kejahatan dunia maya, dan peran utama pemuda dalam meningkatkan kesadaran tentang topik ini.
![]() |
| Para delegasi yang menghadiri acara tersebut. (Foto: IOM) |
Program pelatihan ini menyediakan analisis berbasis data, studi kasus nyata, dan aktivitas membangun kampanye media sosial untuk membina generasi muda yang paham teknologi dan proaktif dalam menjaga keamanan dunia maya.
Pelatihan ini menyoroti tren yang muncul dalam perdagangan manusia dan mendorong kerja sama internasional. Pelatihan ini mendorong pemanfaatan media sosial dan teknologi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran akan metode-metode yang digunakan pelaku perdagangan manusia dan menegaskan kembali pentingnya pendekatan yang berpusat pada korban. Para peserta menegaskan kembali peran penting pemuda sebagai penggerak perubahan dalam memerangi perdagangan manusia.
![]() |
| Ibu Kendra Rinas, Kepala Misi IOM di Vietnam, memberikan sambutan di acara tersebut. (Foto: IOM) |
"Saat ini, perdagangan manusia tidak hanya terjadi melalui kontak langsung—perdagangan manusia semakin meluas dan canggih di dunia maya. Dengan 22 juta anak muda Vietnam yang terhubung secara daring, membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis, kemampuan untuk melindungi diri secara daring, dan meningkatkan kesadaran tentang eksploitasi tenaga kerja merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah dan memberantas perdagangan manusia," ujar Ibu Kendra Rinas, Kepala Misi IOM Vietnam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Vietnam juga mengalami peningkatan penipuan "penculikan daring", di mana penipu menggunakan suara yang dihasilkan kecerdasan buatan (AI) untuk menyamar sebagai pihak berwenang dan mengisolasi korban. Situasi yang mengkhawatirkan ini menyoroti semakin pentingnya keterampilan digital, tidak hanya terbatas pada keterampilan teknologi, tetapi juga kemampuan berpikir kritis untuk mengidentifikasi risiko dan membuat keputusan yang tepat.
Duta Besar Kanada untuk Vietnam, Bapak Jim Nickel, menekankan: “Literasi digital bukan lagi sebuah hak istimewa—melainkan perisai. Dengan lebih dari 50% perdagangan manusia kini terjadi secara daring, membekali kaum muda dengan keterampilan untuk 'berpikir sebelum mengklik' akan menentukan antara keamanan dan eksploitasi. Dukungan Kanada terhadap inisiatif ThinkB4UClick menunjukkan keyakinan kami pada peran perintis kaum muda dalam mencegah penipuan di ruang digital. Ketika kaum muda menyuarakan pendapat mereka, bersama-sama kita membangun ekosistem digital yang melindungi martabat, hak, dan kesempatan bagi semua.”
Setelah pelatihan, para peserta akan meluncurkan kampanye media digital yang menyasar ratusan anak muda di seluruh negeri. Melalui Facebook, TikTok, Zalo, dan Instagram, mereka akan menciptakan konten yang relevan dan mudah diakses untuk meningkatkan kesadaran akan risiko penipuan online, mempromosikan migrasi yang aman, dan mendorong tanggung jawab komunitas di lingkungan digital.
Sumber: https://thoidai.com.vn/trang-bi-kien-thuc-va-ky-nang-phong-chong-mua-ban-nguoi-cho-thanh-nien-217221.html








Komentar (0)