Sekelompok ilmuwan internasional, termasuk para ahli dari Universitas Cambridge (Inggris), telah meluncurkan proyek penelitian untuk menciptakan alat berbasis AI khusus untuk penelitian ilmiah. Alat ini akan didasarkan pada teknologi yang mirip dengan ChatGPT.
Meskipun ChatGPT bekerja dengan teks, aplikasi AI baru ini akan dilatih menggunakan data numerik dan simulasi fisik di berbagai bidang ilmiah. Hal ini akan membantu para ilmuwan memodelkan berbagai objek penelitian, mulai dari bintang super raksasa hingga iklim Bumi.
Proyek ini disebut “Polymathic AI” dan diumumkan bersamaan dengan publikasi beberapa karya terkait di repositori data terbuka arXiv (1, 2, 3).
Shirley Ho, peneliti utama di Pusat Astrofisika Komputasi Flatiron Institute (AS), mengatakan: "Ini akan sepenuhnya mengubah cara orang menggunakan AI dan pembelajaran mesin dalam sains." Salah satu ide inti di balik "Polymathic AI" adalah bahwa penggunaan model besar yang telah dilatih sebelumnya dapat lebih cepat dan lebih akurat daripada membangun model ilmiah dari awal.
Tim peneliti telah mengumpulkan para ilmuwan dari berbagai institusi, termasuk para ahli di bidang fisika, astrofisika, matematika, AI, dan ilmu saraf. Proyek ini bertujuan untuk mempelajari data dari berbagai sumber di bidang fisika dan astrofisika, dan di masa depan – kimia dan rekayasa genetika. Tujuan proyek ini adalah untuk menerapkan pengetahuan multidisiplin pada berbagai masalah ilmiah.
Terlepas dari keterbatasan aplikasi ChatGPT terkait akurasi (seperti dalam perkalian), proyek "Polymathic AI" berencana untuk fokus mengatasi masalah ini.
Shirley Ho menekankan transparansi dan keterbukaan proyek tersebut: "Kami ingin membuat semuanya publik, untuk mendemokratisasi AI untuk sains. Dalam beberapa tahun, kami akan menyediakan komunitas dengan model AI terlatih yang dapat meningkatkan kemampuan analitis ilmiah di berbagai bidang."
(menurut Securitylab)
Sumber






Komentar (0)