Merokok menyebabkan beban penyakit bagi masyarakat - Foto ilustrasi: TTO
Sebelumnya, di forum media sosial, beredar cerita tentang seorang turis yang harus membayar ganti rugi sebesar 4,8 juta VND karena membakar dua seprai dan satu kasur hingga berlubang. Kejadian ini terjadi di sebuah hotel di Cua Lo, Nghe An .
Tak hanya di hotel-hotel yang disebutkan di atas, perilaku merokok di tempat umum pun masih banyak terjadi di mana-mana, meski sudah ada peraturan mengenai tempat-tempat yang dilarang untuk merokok.
Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Tembakau secara tegas menyatakan bahwa merokok dilarang keras di tempat umum dan di dalam ruangan (kecuali tempat yang diperuntukkan bagi perokok). Undang-undang ini juga secara spesifik menjelaskan bahwa "tempat umum" adalah tempat yang melayani banyak orang, dan "di dalam ruangan" adalah tempat beratap dan berdinding.
Asap dimana-mana
Pak Nguyen, seorang pekerja kantoran di Kota Ho Chi Minh, bercerita: "Saya tak terhitung berapa kali saya harus menghirup asap rokok orang lain saat makan di luar. Suatu kali di kedai mi sapi, saya mengeluh kepada pemiliknya tentang pelanggan yang merokok di restoran yang sempit, tetapi mereka hanya menatap saya tanpa daya."
Situasi ini tidak hanya terjadi di restoran. Di kedai kopi, merokok sudah hampir menjadi kebutuhan alami. Bahkan di ruangan ber-AC, yang seharusnya "bebas asap rokok", banyak pelanggan masih menyalakan rokok.
"Saya kasihan pada para mahasiswa yang harus bekerja di lingkungan yang begitu beracun. Mereka harus menghirup asap rokok sepanjang jam kerja dan tidak bisa protes," kata Ibu T., seorang dosen di sebuah universitas di Kota Ho Chi Minh.
Di jalan-jalan Kota Ho Chi Minh, pemandangan orang berjalan sambil merokok, yang memaksa orang di sekitar mereka untuk "menghirup" asap rokok bukan lagi hal yang langka.
Terutama yang paling pengap adalah di perempatan jalan menunggu lampu merah, saat puluhan sepeda motor berhenti, asap rokok banyak orang bercampur dengan asap tebal kendaraan.
Sementara itu, situasi di rumah sakit bahkan lebih memprihatinkan. Bahkan di halaman rumah sakit, tempat lingkungan bersih sangat dibutuhkan, asap rokok tak terelakkan. Di beberapa rumah sakit, mudah untuk melihat pasien dan kerabat mereka merokok tepat di tengah halaman gedung.
Banyak orang yang bekerja di rumah sakit juga mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap situasi ini. Meskipun telah diperingatkan berulang kali, masih sulit untuk menangani situasi ini secara menyeluruh. Pelanggar sering mematikan rokok mereka setelah diperingatkan, tetapi hanya beberapa menit kemudian mereka terus merokok seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Berharap memiliki lingkungan hidup yang bersih
Melalui informasi berikut yang terkait dengan isu mendesak ini, saya menyadari bahwa penegakan peraturan larangan merokok serta pencegahan bahaya tembakau masih lemah.
Ada beberapa alasan untuk situasi ini: Sanksi yang diberikan tidak cukup ketat, sehingga sebagian orang tidak takut. Selain itu, tidak adanya pengawasan yang ketat. Dan yang terpenting, kesadaran masyarakat masih rendah. Artinya, pada dasarnya, peraturan sudah ada, tetapi penerapannya masih terbatas.
Oleh karena itu, perlu ada penegakan sanksi yang jelas dan tegas. Perlu dibentuk pasukan inspeksi rutin dan propaganda yang lebih gencar.
Dari kisah seorang turis yang harus membayar ganti rugi sebesar 4,8 juta VND di sebuah hotel di Cua Lo, sudah saatnya pihak berwenang memperketat penegakan hukum dan mengembalikan lingkungan yang bersih kepada masyarakat.
Kembali ke topik
PHAM TRAN KHOA
Sumber: https://tuoitre.vn/tu-vu-hut-thuoc-boi-thuong-4-8-trieu-cach-nao-cham-dut-hut-thuoc-o-noi-cam-20250713094902362.htm
Komentar (0)