Penelitian AS menunjukkan bahwa mengonsumsi banyak gula, karbohidrat, dan makanan olahan antara usia 13 dan 20 tahun meningkatkan risiko kanker payudara di kemudian hari.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Breast Cancer Research pada bulan Oktober. Para ahli dari Medical University of South Carolina (MUSC) menemukan bahwa makanan cepat saji dan makanan sampah dengan kadar produk akhir glikasi lanjut (AGEs) yang tinggi meningkatkan risiko kanker payudara.
AGE adalah senyawa berbahaya yang terbentuk dari protein atau lemak terglikasi setelah terpapar gula. AGE dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, mata, ginjal, dan penyakit jantung.
Para penulis mengatakan peningkatan kadar AGE dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, hal ini sebagian besar diabaikan karena kurangnya penelitian yang menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung.
Untuk mencapai kesimpulan ini, para ilmuwan memasak makanan berbasis glukosa pada suhu 120 derajat Celsius selama 15 menit, menghasilkan produk dengan spektrum AGE yang umum ditemukan pada makanan yang digoreng dan dipanggang. Mereka kemudian membagi tikus menjadi tiga kelompok: kelompok kontrol yang diberi diet tikus normal, kelompok yang diberi makanan dengan konsentrasi AGE rendah, dan kelompok yang diberi makanan dengan konsentrasi AGE tinggi.
Para ahli mengatakan remaja putri berusia 13 hingga 20 tahun harus membatasi asupan makanan olahan untuk mencegah kanker payudara. Foto: Stok Adobe
Para ahli menemukan bahwa tikus yang diberi makanan tinggi lemak terglikasi menghasilkan sel-sel payudara abnormal, dengan perubahan jaringan payudara yang serupa dengan yang terlihat pada pasien kanker stadium awal. Perubahan ini, yang pada manusia dikenal sebagai "peningkatan kepadatan payudara", terlihat pada mammogram.
Temuan ini tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung antara makanan tinggi AGE dan kanker payudara. Namun, temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan olahan meningkatkan risiko pertumbuhan sel payudara abnormal, yang dapat menyebabkan kanker payudara di kemudian hari.
Menurut Dr. Steven Quay, pembimbing studi ini, telah banyak kemajuan dan keberhasilan dalam pengobatan kanker payudara, tetapi pencegahan tetap penting. Ia menjelaskan bahwa perkembangan payudara selama masa pubertas membuat tubuh rentan selama beberapa tahun. Pengaruh lingkungan, pola makan, atau prosedur medis seperti sinar-X dapat memberikan dampak yang lebih besar.
Thuc Linh (Menurut NY Post )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)