Bawa B1 dan B2 ke peringkat B yang sama
Melaporkan kepada Pemerintah mengenai sejumlah konten utama dalam rancangan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas Jalan, Kementerian Keamanan Publik terus menjelaskan perlunya mengklasifikasikan surat izin mengemudi dan memasukkan konten ini dalam rancangan Undang-Undang.
Menurut lembaga ini, Rancangan Undang-Undang tentang Ketertiban dan Keselamatan Lalu Lintas yang diajukan pada sidang ke-6 Majelis Nasional ke-15 tidak mengklasifikasikan SIM, melainkan menugaskan Pemerintah untuk mengaturnya. Namun, berdasarkan saran dari sejumlah delegasi serta penelitian, analisis, dan evaluasi, Pemerintah merasa perlu untuk memasukkan hal ini ke dalam rancangan tersebut.
Kementerian Keamanan Publik meyakini bahwa pengklasifikasian SIM dalam rancangan tersebut bertujuan untuk melegalkan peraturan tentang klasifikasi SIM yang ditetapkan dalam Konvensi Wina 1968, sekaligus memastikan komitmen Vietnam saat menandatangani dan bergabung dengan konvensi tersebut.
Ada 13 SIM: A1, A2, A3, A4, B1, B2, C, D, E, FB2, FD, FE, FC.
Mengklasifikasikan SIM juga memudahkan orang Vietnam yang tinggal dan belajar di negara-negara yang menjadi anggota Konvensi Wina 1968, menciptakan keseragaman dalam klasifikasi kendaraan dan SIM; tidak ada biaya untuk mengubah atau belajar untuk mendapatkan SIM.
Agar penggolongan baru tersebut tidak terlalu berdampak dan memudahkan penegakan hukum pada saat proses pelaksanaannya, maka materi tentang penggolongan SIM yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang tentang Tertib Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan Raya diharapkan memuat hal-hal sebagai berikut:
Pertama, penerbitan SIM baru akan dilakukan bagi pemegang SIM pertama kali dan SIM dalam hal perpanjangan dan penerbitan ulang.
Kedua, hapus kelas A4 dan jangan atur kelas SIM untuk pengemudi traktor karena berdasarkan jenis dan penggunaan kendaraan, jenis kendaraan ini akan digolongkan sebagai sepeda motor khusus.
Ketiga, gabungkan kelas B1 dan B2 ke dalam kelas B yang sama karena dasar penggolongannya didasarkan pada kapasitas, jenis, mesin dan jumlah tempat duduk.
Jika disetujui, SIM B1 dan B2 akan digabungkan ke kelas B.
Apakah saya perlu mengganti SIM saya jika masih berlaku?
Untuk menghindari dampak sosial, dalam ketentuan peralihan ini instansi yang berwenang mengusulkan agar Surat Izin Mengemudi yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Undang-Undang ini tetap berlaku sesuai dengan jangka waktu dan nilai yang tercantum dalam Surat Izin Mengemudi.
Dengan demikian, konversi hanya dilakukan untuk keperluan ujian, penerbitan baru, dan penerbitan, penerbitan kembali, serta konversi ke arah yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak menimbulkan gangguan keamanan berlalu lintas.
Pemerintah telah menugaskan lembaga perancang untuk meneliti dan merancang klasifikasi surat izin mengemudi untuk memastikan bahwa surat izin mengemudi tersebut mewarisi peraturan terkini dari Undang-Undang Lalu Lintas Jalan tahun 2008; tidak bertentangan dengan peraturan Konvensi Wina tahun 1968 dan tidak menimbulkan dampak yang banyak ketika terjadi perubahan kebijakan.
Terutama perlu sesuai dengan persyaratan praktis karena perkembangan kendaraan, pengemudi kendaraan, dan munculnya banyak jenis kendaraan baru.
Menurut Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Raya tahun 2008 yang berlaku saat ini, SIM mencakup 13 kelas: A1, A2, A3, A4, B1, B2, C, D, E, FB2, FD, FE, FC.
Kelas A4 diberikan kepada pengemudi traktor dengan kapasitas angkut hingga 1.000 kg. Kelas B1 diberikan kepada pengemudi non-profesional mobil penumpang hingga 9 kursi; truk dan traktor dengan kapasitas angkut di bawah 3.500 kg. Kelas B2 diberikan kepada pengemudi profesional mobil penumpang hingga 9 kursi; truk dan traktor dengan kapasitas angkut di bawah 3.500 kg.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)