
Tentu saja jawabannya berbeda untuk setiap orang. Terlebih lagi, karya ini sangat selektif dalam memilih pembacanya, tetapi jika Anda ingin mengagumi gambaran yang gamblang tentang bagaimana ekonomi bekerja melalui lensa abadi untuk mengurai dinamika fundamental dunia, tidak hanya di masa lalu tetapi juga di masa kini dan masa depan, maka The Wealth of Nations adalah karya yang tak boleh dilewatkan.
Hampir 250 tahun kemudian, karya ini masih menyoroti pertanyaan-pertanyaan besar yang kita hadapi saat ini: proteksionisme atau liberalisasi? Berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang atau konsumsi jangka pendek? Di mana negara harus berhenti agar pasar dapat menjalankan kekuasaannya tanpa kehilangan keadilan dan efisiensi?
Bapak ekonomi modern
Disusun dalam konteks Revolusi Industri, The Wealth of Nations menjelaskan bagaimana bangsa menjadi kaya melalui produksi, perdagangan, dan kebebasan ekonomi.
Buku ini merupakan titik balik dalam pemikiran ekonomi, membentuk wacana akademis selama lebih dari satu abad dan terus memberikan pengaruh abadi pada ekonomi klasik dan modern, tidak hanya menginspirasi banyak sarjana tetapi juga menjadikan Adam Smith gelar "bapak ekonomi modern".
Dalam karya klasik monumental ini, Adam Smith menciptakan "revolusi paradigma". Ia mensistematisasikan analisis produksi, penetapan harga, distribusi, perdagangan internasional, dan peran kebijakan pemerintah menjadi sebuah teori terpadu.
Kekayaan bangsa-bangsa merupakan fondasi ekonomi klasik, yang secara langsung memengaruhi para pemikir terhebat di masa berikutnya, dari David Ricardo hingga lawan ideologis seperti Karl Marx.
Memahami Adam Smith berarti memahami akar perdebatan ekonomi, berdiri di pundak para raksasa dan memandang dunia di masa lalu dan masa depan.
Bagi para pembuat kebijakan, pesan Adam Smith tetap hidup dan sehat.
Ia menolak merkantilisme yang berlaku, dengan menegaskan bahwa kekayaan nasional tidak terletak pada cadangan emas atau surplus perdagangan tetapi pada total output dan standar hidup masyarakat.
Kritiknya terhadap tarif dan proteksionisme masih bergema dalam konteks perang dagang saat ini.
Kedalaman pemikiran Adam Smith
Adam Smith juga menetapkan peran negara yang jelas tetapi terbatas: untuk melindungi bangsa, menegakkan keadilan, dan menyediakan barang publik yang tidak dapat dilakukan oleh sektor swasta.
Ia menyajikan sebuah visi untuk menyoroti perdebatan lama tentang hubungan antara negara dan pasar, antara bisnis dan moralitas, yang sering dilihat sebagai kutub yang berlawanan, tetapi bagi Adam Smith merupakan satu kesatuan organik, di mana standar moral dan lembaga keadilan akan memastikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus menciptakan "kemakmuran universal" bagi semua lapisan masyarakat.
Para ekonom politik modern juga menekankan kedalaman pemikiran Adam Smith—yang terkadang disederhanakan dalam interpretasi populer. Adam Smith tidak menganjurkan ekonomi kapitalis yang liar dan tidak bermoral.
Adam Smith juga seorang filsuf moral humanis. Ia berasumsi bahwa pasar bebas harus ada dalam konteks standar moral dan kebebasan alami yang dibatasi oleh keadilan. Ia juga mengakui fenomena kegagalan pasar, sehingga peran negara diperlukan.
Membaca The Wealth of Nations berarti kembali ke akar pemikiran ekonomi modern – untuk memahami mengapa perdebatan sengit tentang perdagangan, globalisasi, dan peran pemerintah terus berulang, dengan semangat yang sama: bagaimana membuat masyarakat lebih sejahtera. Membaca The Wealth of Nations juga berarti menyerap pemikiran tersebut, berdialog dengan orang-orang hebat, dan menemukan jawaban mendalam atas tantangan zaman kita.
Itulah sebabnya buku ini masih membuat kita berpikir, bertanya, dan mencari jawaban - bahkan di abad ke-21.
Sumber: https://tuoitre.vn/vi-sao-chung-ta-van-dang-hoc-tu-adam-smith-20251011233714576.htm
Komentar (0)