Laporan "Masa Depan Makanan 2026 - Asia Pasifik", yang baru-baru ini diumumkan oleh Marriott International di Kota Ho Chi Minh pada malam 14 Oktober, menunjukkan bahwa Vietnam memimpin gelombang "masakan kasual mewah". Hidangan seperti pho, banh mi, atau kecap asin semuanya dapat menjadi pengalaman kuliner kelas dunia.
Vietnam menjadi "bintang baru" masakan Asia.
Jika di masa lalu, santapan mewah dikaitkan dengan pesta panjang dan ritual rumit, kini pengunjung restoran mencari "kemewahan kasual" - gaya berkelas tinggi namun nyaman.
Menurut survei dalam laporan Tren Kuliner 2026, 33% pengunjung di Vietnam lebih menyukai santapan cepat dan sederhana daripada kemewahan, lebih rendah dari rata-rata 59% di kawasan Asia -Pasifik . Hidangan tidak perlu mewah, tetapi harus menggugah emosi. Bisa berupa semangkuk pho panas, baguette renyah, atau semangkuk saus ikan dengan sayuran rebus... semuanya mengandung nilai-nilai budaya dan spiritual Vietnam.
Selain Kota Ho Chi Minh (Vietnam), laporan tren kuliner 2026 juga berlangsung di 9 negara di Asia - Pasifik.
FOTO: LE NAM
"Semakin banyak wisatawan yang memilih destinasi berdasarkan kulinernya. Mereka ingin mencicipi cita rasa khas daerah setempat," ujar Bapak Petr Raba, Wakil Presiden Makanan dan Minuman di Marriott International Asia Pasifik.
Hal ini mudah terlihat dalam perjalanan wisata ke Vietnam: wisatawan datang ke Hoi An untuk menemukan Cao Lau, ke Hanoi untuk menyantap Pho Bat Dan, atau mengunjungi dunia Barat untuk menikmati hotpot saus ikan Linh dengan bunga Dien Dien. Setiap hidangan merupakan "kartu identitas budaya", sebuah cara bagi wisatawan untuk menyentuh semangat tanah air.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa 47% pengunjung di Vietnam memilih untuk memesan dari menu tetap (set menu). Ini merupakan bentuk kombinasi antara kenyamanan dan kenikmatan rasa yang sesungguhnya. Menariknya, 80% restoran di Vietnam menyajikan hidangan tradisional dengan cara modern, dan 87% koki berfokus pada bahan-bahan lokal.
Sup talas dan bayam air (sayuran yang bisa dimakan mentah, tumbuh di banyak provinsi di utara). Hidangan yang disiapkan dan dikreasikan oleh koki Vietnam, menggunakan banyak bahan lokal.
FOTO: LE NAM
Lebih dari sekadar makanan, kuliner Vietnam secara bertahap menjadi strategi pengembangan pariwisata nasional. Menurut data, 96% tamu yang menginap di hotel Marriott di Vietnam mengatakan mereka memilih untuk menyantap hidangan lokal selama perjalanan mereka. Angka ini jauh melampaui banyak negara di kawasan ini.
Semakin banyak koki internasional datang ke Vietnam, tak hanya untuk bekerja, tetapi juga untuk belajar. Mulai dari pho Hanoi hingga saus ikan khas daerah Tengah, dari es kopi susu Saigon hingga lumpia bakar Nha Trang.
Pho adalah hidangan paling populer yang dipesan di hotel-hotel di Vietnam, baik untuk tamu Vietnam maupun tamu internasional.
Di dunia yang terus berubah setiap hari, kuliner Vietnam tetap mempertahankan inti cita rasa autentik dan kehangatan pulang kampung. Mungkin itulah yang menjadikan Vietnam tak hanya destinasi wisata yang menarik, tetapi juga perlahan menjadi "pusat kuliner baru" di Asia.
Thanhnien.vn
Sumber: https://thanhnien.vn/viet-nam-la-ngoi-sao-cua-am-thuc-chau-a-185251014223240129.htm
Komentar (0)