Vietnam bergerak mantap di jalur pembangunan.

Vietnam terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masa jabatan 2026-2028. (Foto: PBB)

Namun, terlepas dari kenyataan yang jelas di atas, kekuatan-kekuatan musuh masih dengan lantang berusaha memutarbalikkan fakta bahwa Vietnam "menuju jalan buntu" dan "gagal" dalam jalur pembangunannya untuk menyabotase Partai dan Negara kita. Terutama, menjelang Kongres Nasional Partai ke-14, sabotase semakin meningkat, yang membutuhkan identifikasi, perjuangan yang gigih, dan sanggahan.

Untuk mendistorsi "kegagalan Vietnam dalam jalur pembangunannya", kekuatan-kekuatan musuh dengan sengaja memaksakan standar-standar negara kapitalis maju pada situasi Vietnam, mendistorsi orientasi ekonomi pasar berorientasi sosialis yang sedang dilaksanakan Vietnam, mengabaikan perbedaan-perbedaan dalam sejarah, kondisi-kondisi awal, jumlah penduduk atau karakteristik-karakteristik pembangunan.

Subjek-subjek ini mencoba membesar-besarkan beberapa keterbatasan dan kekurangan seperti pengangguran, utang macet, perusahaan milik negara yang tidak efektif, atau respons terhadap bencana alam, perubahan iklim, dll., sehingga menyebarkan rumor bahwa ekonomi Vietnam sedang kehilangan arah dan untuk berubah, perlu belajar dari model ekonomi kapitalis.

Namun, perlu dilihat secara objektif. Jika model ekonomi pasar kapitalis menempatkan keuntungan murni sebagai tujuan akhir, maka ekonomi pasar berorientasi sosialis di Vietnam menetapkan tujuan akhir pembangunan manusia, bagi rakyat, menuju kemajuan dan keadilan sosial. Di sisi lain, setiap negara—baik negara maju maupun negara berkembang—harus menghadapi banyak tantangan.

Saat ini, kesulitan dan keterbatasan dalam pembangunan ekonomi di Vietnam sedang ditangani dengan tegas oleh Partai dan Negara melalui reformasi kelembagaan, inovasi dalam tata kelola perusahaan, transparansi keuangan, mendorong transformasi digital dan meningkatkan daya saing.

Namun, dengan watak gelap mereka, elemen-elemen anti-pemerintah hanya melihat kesulitan sementara, mengabaikan tren stabilitas, pembangunan berkelanjutan, dan perubahan positif di Vietnam selama ini. Tujuan mereka adalah mengingkari peran kepemimpinan Partai Komunis Vietnam , merusak kepercayaan rakyat terhadap kebijakan dan pedoman pembangunan Partai dan Negara, mendorong "evolusi diri" dan "transformasi diri" di dalam Partai, untuk menyimpang dari jalan menuju sosialisme di Vietnam.

Kenyataan telah membuktikan bahwa selama 95 tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Partai Komunis Vietnam yang tepat, negara kita telah meraih kemenangan-kemenangan besar. Sebelum masa reformasi, perekonomian negara kita beroperasi di bawah mekanisme perencanaan yang terpusat, birokratis, dan bersubsidi—sebuah model yang dulunya cocok di masa perang. Ketika negara memasuki masa damai, mekanisme tersebut perlahan-lahan menunjukkan banyak keterbatasan, mengurangi motivasi untuk berkreasi dan menghambat efisiensi ekonomi.

Dalam konteks itu, Kongres Partai ke-6 (1986) mengusulkan kebijakan renovasi menyeluruh, yang menandai titik balik bersejarah dalam pemikiran pembangunan, beralih dari mekanisme subsidi menjadi ekonomi komoditas multisektor yang beroperasi di bawah mekanisme pasar berorientasi sosialis, menciptakan perubahan menyeluruh dan mendalam di semua bidang.

Dari negara yang harus mengimpor pangan, Vietnam telah menjadi salah satu eksportir pertanian terkemuka dunia. Sistem jaminan sosial semakin lengkap; harapan hidup rata-rata meningkat pesat, dari 65,5 tahun pada tahun 1993 menjadi 74,5 tahun pada tahun 2023, lebih tinggi daripada banyak negara dengan pendapatan per kapita yang sama; per Juni 2025, lebih dari 95% penduduk memiliki asuransi kesehatan. Pada tahun 2024, meskipun terjadi resesi global, PDB Vietnam akan tetap mencapai 476,3 miliar dolar AS, dengan pendapatan per kapita mendekati tingkat rata-rata tertinggi, menempati peringkat ke-34 di dunia dan ke-5 di ASEAN.

Dalam konteks dunia saat ini tengah menyaksikan banyak perubahan mendalam - konflik geopolitik berkepanjangan di beberapa kawasan, persaingan strategis antara negara-negara besar, krisis energi dan pangan, perubahan iklim, resesi ekonomi global, dll., Vietnam dinilai oleh masyarakat internasional sebagai salah satu negara dengan tingkat stabilitas politik dan sosial tertinggi di dunia.

Laporan Indeks Perdamaian Global 2025 oleh Institut Ekonomi dan Perdamaian (IEP) menempatkan Vietnam naik satu peringkat ke posisi ke-38 dengan skor keseluruhan 1.721, dalam kelompok negara dengan tingkat perdamaian tinggi, dan menduduki peringkat ke-6 dalam 10 negara paling damai di Asia.

Vietnam telah berpartisipasi dalam berbagai organisasi internasional dan regional penting, menjadi anggota aktif dan mitra terpercaya di ASEAN, Perserikatan Bangsa-Bangsa, APEC, dan ASEM. Vietnam juga merupakan anggota Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2014-2016, 2023-2025, dan 2026-2028; anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan telah memimpin berbagai inisiatif internasional terkait perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia.

Dalam tiga tahun terakhir, Vietnam secara konsisten berada di antara 20 negara dengan perdagangan internasional terbesar di dunia, dengan tingkat pertumbuhan ekspor sekitar 12,5% per tahun. Khususnya, kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan Partai serta pengelolaan dan administrasi negara terus meningkat. Pencapaian ini merupakan perwujudan kekuatan, semangat, dan kecerdasan Vietnam yang mendalam, serta ketepatan kebijakan dan kepemimpinan Partai dalam konteks internasional yang bergejolak.

Kami juga secara terbuka mengakui adanya beberapa keterbatasan dan kelemahan strategis yang perlu segera diatasi untuk memastikan pembangunan berkelanjutan. Hal ini mencakup sejumlah sektor ekonomi yang masih bergantung pada modal dan teknologi asing, serta produktivitas tenaga kerja yang rendah dibandingkan dengan kawasan. Terdapat risiko tertinggal dalam sains dan teknologi, terutama dalam menghadapi tuntutan revolusi industri keempat. Perubahan iklim, naiknya permukaan air laut, dan bencana alam yang semakin parah. Penuaan populasi yang cepat memberikan tekanan pada sistem jaminan sosial.

Setiap negara yang sedang dalam proses pembangunan pasti menghadapi tantangan internal, dan kemampuan untuk mengidentifikasi serta mengatasi kesulitan menunjukkan ketangguhan sebuah partai penguasa sejati. Mengungkap dan menganalisis isu-isu ini penting untuk memiliki kebijakan yang efektif, terus mendorong inovasi, memperkuat solidaritas nasional, memanfaatkan peluang, mengatasi kesulitan, dan membangun negara dengan cepat dan berkelanjutan.

Menilik kembali sejarah bangsa, dapat ditegaskan bahwa pilihan Partai kita terhadap jalan sosialis merupakan hasil dari proses eksplorasi, penyaringan, pengalaman praktis, dan verifikasi historis. Jalan tersebut selaras dengan hukum evolusi zaman, selaras dengan aspirasi kemerdekaan nasional yang terkait dengan kebahagiaan rakyat. Kepemimpinan Partai Komunis Vietnam yang tepat, bersama dengan kekuatan persatuan nasional yang agung dan semangat kemandirian, telah dan akan terus memimpin bangsa kita maju dengan mantap, mewujudkan tujuan bangsa yang kaya, negara yang kuat, demokrasi, keadilan, dan peradaban, yang bahu-membahu dengan kekuatan-kekuatan besar di lima benua.

Dr. Mai Dieu Anh

Sumber: https://nhandan.vn/viet-nam-tien-buoc-vung-chac-tren-con-duong-phat-trien-post918550.html