Ledakan besar terlihat di wilayah utara Gaza. Militer Israel mengatakan pasukannya menewaskan puluhan militan Hamas dalam bentrokan di Beit Lahiya, di tepi utara Gaza.
Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza. Foto: Reuters
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan pemboman Israel dalam 24 jam terakhir telah menewaskan 158 orang, sehingga jumlah total kematian dalam perang yang memasuki bulan keempat menjadi 24.285, dengan ribuan mayat lainnya dikhawatirkan terkubur di reruntuhan.
Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk telah melakukan perjalanan ke Qatar dalam beberapa hari terakhir "untuk diskusi yang sangat serius dan mendalam" mengenai kesepakatan yang dapat membebaskan lebih banyak sandera yang ditawan oleh Hamas di Gaza.
Di bawah tekanan Amerika Serikat untuk mengurangi korban sipil, Israel menyatakan akan beralih dari serangan darat skala penuh ke operasi terarah, dimulai dengan penarikan pasukan dari garis depan Gaza utara. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga mengatakan pada hari Senin bahwa serangan darat baru-baru ini di Gaza selatan hampir berakhir.
Namun, de-eskalasi perang tampaknya tetap menjadi tantangan yang sulit karena Israel telah bersumpah untuk tidak berhenti sampai Hamas dihancurkan.
Jenderal pensiunan Israel Ziv, yang pernah memimpin pasukan Israel di Gaza, mengatakan bahwa 10-15% dari korps roket Hamas sebelum perang yang berjumlah sekitar 1.000 tentara diyakini masih hidup, dan terdapat sekitar 2.000 roket yang belum ditembakkan.
Mai Van (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)