Menurut CNA (Singapura), dari proyek konservasi lingkungan di Thailand hingga inisiatif komunitas di Indonesia dan Malaysia, wisata sukarelawan sedang dibentuk kembali menuju keberlanjutan, inklusi, dan pembelajaran bersama.
Di Malaysia, industri pariwisata telah aktif mempromosikan layanan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, dengan menekankan peran pariwisata sukarela. Di Pulau Langkawi, kisah seorang perempuan menginspirasi perubahan, baik di skala lokal maupun regional.
Membawa perubahan
Surina Pison, yang akrab disapa Chik Su (Nona Su), adalah pendiri DESA, sebuah badan usaha sosial di Langkawi yang bertujuan untuk mendukung anak-anak disabilitas di desanya. Perempuan berusia 43 tahun ini terinspirasi oleh pengalamannya sendiri sebagai ibu dari dua anak autis.
DESA menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan keterampilan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dan mengundang pengunjung untuk belajar. "Kita perlu mengubah diri kita sendiri. Inilah yang selalu saya tekankan kepada anak-anak saya. Jika kita ingin orang-orang memperhatikan kita, kita perlu menunjukkan keterampilan kita terlebih dahulu," ujar Surina kepada CNA. Putri sulungnya kini memiliki sertifikat spa dan kebugaran, sementara putranya mahir dalam seni dan kerajinan, termasuk ukiran kayu.
Namun, Surina mengatakan ia pernah menghadapi diskriminasi dan tuduhan eksploitasi anak. "Terkadang orang bilang anak-anak ini masih sangat muda, kenapa mereka harus menjalani pelatihan seperti itu? Tapi kalau suatu hari nanti orang tua mereka meninggal, siapa yang akan mengajari mereka? Jadi bagi kami, hanya keterampilan dan pengetahuan yang dapat membantu mereka bertahan hidup di dunia ini," ujarnya.
DESA melihat dirinya sebagai contoh bahwa wisata sukarelawan bukan hanya tentang momen sesaat atau momen yang cepat berlalu – tetapi tentang pemberdayaan dan penciptaan perubahan jangka panjang.
Surina mengatakan ia ingin berbagi pengalamannya dengan para perempuan di negara-negara anggota Asia Tenggara yang menghadapi tantangan serupa. "Dari negara mana pun Anda berasal, Anda dapat mengembangkan produk pariwisata Anda sendiri. Kepada anak-anak berkebutuhan khusus di seluruh dunia – bantulah mereka bersinar," tambahnya.
Pengalaman yang tak terlupakan
Beberapa wisatawan yang telah berpartisipasi dalam wisata sukarela mengatakan kepada CNA bahwa mereka merasa kesempatan ini sangat berarti. Pensiunan Australia, Tony dan Janis Hughes, mengunjungi Langkawi tiga kali setahun. Mereka berpartisipasi dalam lokakarya lokal dan mengajarkan keterampilan menyanyi kepada anak-anak desa.
"Kami menemukan kebahagiaan dan cinta dalam membantu orang lain, dan kami cukup beruntung bisa pergi ke pedesaan dan melihat kehidupan nyata masyarakat," kata Tony Hughes, seorang mantan guru musik . "Sungguh kebahagiaan yang luar biasa," tambah istrinya, seorang mantan perawat. Mereka bahkan menulis sebuah lagu yang baru-baru ini diadaptasi menjadi video musik dan ditayangkan di televisi lokal.
Khususnya, wisata sukarelawan telah menghadapi kritik di beberapa kalangan, termasuk kekhawatiran tentang sukarelawan yang tidak terampil dalam proyek konstruksi… Namun para ahli mengatakan bahwa jika dilakukan secara etis, hal itu dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal dan wisatawan.
Menurut laporan pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2019, wisata sukarelawan yang bertanggung jawab dapat mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama di bidang pendidikan dan kesetaraan gender.
Di seluruh Malaysia, wisata sukarela sedang digalakkan sebagai cara untuk mendorong wisatawan agar tinggal lebih lama, kembali, dan berbelanja lebih banyak. Nigel Wong, presiden Asosiasi Agen Tur dan Perjalanan Malaysia, mengatakan sejumlah wisatawan datang untuk mengajar dan bahkan membantu membangun fasilitas. "Ini bukan hanya tentang mensponsori, tetapi tentang benar-benar mengerjakannya. Anda merasa senang ketika kembali."
Tahun lalu, Malaysia meluncurkan sertifikasi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) untuk hotel guna mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan.
Banyak pakar industri percaya bahwa negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga dapat memperoleh manfaat dari perusahaan sosial satu sama lain dengan membuat sertifikasi ESG yang diakui secara regional.
Sumber: https://baotintuc.vn/du-lich/xu-huong-du-lich-tinh-nguyen-lan-toa-o-dong-nam-a-20250924091302399.htm
Komentar (0)