Surat kabar The Guardian melaporkan hari ini (10 Juni) bahwa pasukan militer Italia mendekati sebuah kapal kargo yang berlayar dari Turki ke Prancis pada tanggal 9 Juni setelah menemukan sekitar 15 migran membawa pisau dan mencoba menaiki kapal.
Kementerian Pertahanan Italia mengatakan kapal kargo bernama Galatea Seaways, yang beroperasi di bawah bendera Turki dengan 22 awak kapal, berangkat dari Turki pada 7 Juni dan menuju ke Prancis selatan, menurut kantor berita AFP.
Helikopter Angkatan Laut Italia
Saat kapal berlayar di lautan, para migran tanpa kewarganegaraan yang jelas menyelinap ke kapal dengan harapan mencapai Eropa. Namun, para awak kapal kemudian menemukan kelompok tersebut. Beberapa dari mereka menggunakan pisau untuk menekan kelompok tersebut dan menyandera beberapa pelaut.
Kapten kapal mencoba mengirimkan sinyal darurat. Setelah menerima informasi tersebut, Ankara melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang saat kapal berlayar di lepas pantai Italia. Roma mengerahkan dua helikopter angkatan laut serta kapal penjaga pantai dan polisi ekonomi untuk berpartisipasi dalam penyelamatan.
Menteri Pertahanan Guido Crosetto mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan militer telah kembali mengendalikan kapal setelah operasi penyelamatan selama tujuh jam. "Kapal kini telah diamankan dan seluruh 22 awak kapal Turki dalam keadaan selamat," ujarnya.
“Mereka yang mengikuti kapal tersebut menggunakan senjata yang tampak seperti belati untuk mengancam awak kapal […] Berdasarkan informasi yang tersedia, orang-orang di atas adalah imigran ilegal,” kata Tn. Crosetto.
Menurut situs web pelacakan kapal MarineTraffic , kapal kargo tersebut saat ini berlabuh di luar pelabuhan Naples (Italia), dengan beberapa petugas polisi hadir di sana.
Menyusul insiden serupa pada tahun 2019, kelompok kemanusiaan SeaWatch menolak istilah "pembajakan", dengan alasan bahwa tindakan para migran "dilakukan untuk membela diri terhadap konsekuensi yang mematikan" karena kebijakan perbatasan yang ketat di Eropa.
Setiap hari, ribuan migran melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari kekerasan hebat yang dilakukan pasukan keamanan di negara-negara Balkan. Pada Februari 2022, otoritas Bulgaria menemukan 18 migran tewas di dalam truk terbengkalai di dekat desa Lokorsko, 20 km timur laut ibu kota Sofia.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)