Teknisi rehabilitasi Tran Huu Loc, Unit Perawatan Harian, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh - Fasilitas 3, mengatakan bahwa termoterapi adalah teknik relaksasi otot menggunakan suhu hangat untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan sirkulasi darah, dan mendorong relaksasi otot. Termoterapi sering digunakan terutama pada penyakit sistem muskuloskeletal: pereda nyeri, kejang, kekakuan, keterbatasan rentang gerak, serta nyeri akut dan kronis.
Berikut adalah beberapa metode terapi panas yang umum digunakan dalam relaksasi otot:
Kompres panas
- Gunakan kompres panas, handuk hangat, atau bantalan pemanas pada otot yang sakit.
- Suhu hangat (sekitar 40-45°C) membantu melebarkan pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi kejang otot.
- Waktu: 15-20 menit/waktu, 2-3 kali/hari (jika diperlukan).
Gunakan kompres panas pada area otot yang tegang.
FOTO: AI
Berendam dalam air hangat
- Rendam area otot yang nyeri dalam air hangat (37-40°C) dengan garam Epsom atau minyak esensial yang menenangkan (seperti lavender, chamomile).
- Cocok untuk relaksasi seluruh tubuh atau punggung, kaki, lengan.
Terapi lilin
- Sering digunakan untuk tangan dan kaki kaku atau nyeri otot.
- Celupkan area kulit ke dalam lilin panas (sekitar 50°C) dan tutupi kulit, pertahankan panas dan tingkatkan relaksasi mendalam.
Menggunakan cahaya inframerah
- Cahaya inframerah menembus jauh ke dalam jaringan otot, mengurangi rasa sakit dan peradangan.
- Digunakan untuk area otot besar seperti punggung, bahu, leher.
Mandi uap atau sauna
Membantu merelaksasikan seluruh tubuh, mendetoksifikasi dan mengurangi ketegangan saraf.
Catatan saat menerapkan termoterapi
Menurut teknisi Tran Huu Loc, metode ini dikontraindikasikan pada area dengan hilangnya sensasi pada kulit, peradangan pembuluh darah vena, hilangnya kesadaran, tumor ganas, dan radiasi pada area mata.
Gunakan dengan hati-hati jika terjadi trauma atau peradangan akut, kehamilan, gangguan sirkulasi, termoregulasi buruk, edema, gagal jantung, adanya logam dalam tubuh, pada luka terbuka.
Di samping manfaatnya, termoterapi dapat menimbulkan efek samping jika diterapkan secara tidak tepat seperti kulit terbakar, peningkatan pendarahan, pingsan, kerusakan kulit dan mata akibat radiasi.
Catatan saat menggunakan terapi panas: Jangan gunakan panas yang terlalu panas (di atas 50°C) untuk menghindari luka bakar pada kulit; hindari penggunaan panas pada peradangan akut (sebaiknya gunakan dingin terlebih dahulu); jangan digunakan pada penderita varises, diabetes, atau kehilangan sensasi pada kulit. Sebaiknya dikombinasikan dengan pijatan atau peregangan otot untuk meningkatkan efektivitas.
Sumber: https://thanhnien.vn/5-phuong-phap-dung-nhiet-de-tri-lieu-giam-dau-185250917230035975.htm
Komentar (0)