Nutrisi, hormon, jenis kelamin, olahraga dan penyakit memengaruhi perkembangan tinggi badan anak.
Selain faktor genetik, pola makan sehat, olahraga yang tepat dikombinasikan dengan istirahat yang cukup membantu anak-anak meningkatkan tinggi badannya secara efektif.
Turun temurun
Gen bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi tinggi badan seseorang. Dalam beberapa kasus, anak-anak bisa jauh lebih tinggi daripada orang tua dan kerabat lainnya.
Saat ini, belum ada cara pasti untuk mengetahui tinggi badan seorang anak saat dewasa, tetapi perkiraan dapat dibuat berdasarkan tinggi badan orang tuanya. Perhitungannya adalah dengan menjumlahkan tinggi badan ayah dan ibu, membaginya dengan 2, lalu dikurangi 7,5 cm jika anak perempuan, atau tetap menggunakan nilai yang sama jika anak laki-laki.
Nutrisi
Pola makan yang tepat, termasuk total kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan anak.
Kalsium dibutuhkan untuk tulang, gigi, fungsi saraf, otot, dan kardiovaskular, serta untuk mencegah pembekuan darah. Anak-anak membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk mencegah rakhitis. Sayuran berdaun hijau, produk susu seperti susu, yogurt, kedelai, dan keju kaya akan kalsium.
Banyak vitamin yang berperan penting dalam pertumbuhan anak. Khususnya, vitamin D membantu memperkuat tulang dan meningkatkan penyerapan kalsium. Vitamin C dan E membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Lemak menyediakan energi, mendukung fungsi organ, dan metabolisme tubuh. Anak usia 2-3 tahun sebaiknya mengonsumsi total asupan lemak harian sebesar 30-35% dari kalori, sementara untuk anak usia 4-18 tahun, angka ini adalah 25-35%. Minyak goreng, daging, ikan, dan kacang-kacangan mengandung lemak sehat.
Bersama lemak, karbohidrat menyediakan energi, mengembangkan otot, dan meningkatkan kesehatan pencernaan. Selain makanan, air juga penting untuk berbagai aktivitas tubuh, membantu perkembangan anak. Selain air putih dan susu, anak-anak dapat minum jus buah untuk mendapatkan lebih banyak vitamin dan mineral.
Pola olahraga yang tepat juga membantu anak-anak meningkatkan tinggi badan mereka. Foto: Freepik
Seks
Anak laki-laki umumnya tumbuh lebih lambat daripada anak perempuan karena perbedaan tahapan pubertas. Namun, rata-rata tinggi badan pria dewasa cenderung 14 cm lebih tinggi daripada perempuan.
Hormon
Selama masa pubertas, hormon sangat penting untuk mengatur pertumbuhan tubuh. Hormon-hormon ini meliputi hormon tiroid, hormon pertumbuhan, dan hormon seks seperti testosteron dan estrogen.
Kelainan hormon-hormon ini dapat mengubah pertumbuhan dan tinggi badan secara keseluruhan. Anak-anak dengan hipotiroidisme atau gangguan hipofisis mungkin lebih pendek daripada rata-rata orang tua mereka. Jarang terjadi, gangguan hormonal menyebabkan anak-anak menjadi lebih tinggi dari normal.
Kelainan bawaan
Kondisi bawaan tertentu dapat memengaruhi pertumbuhan anak. Misalnya, osteokondrodisplasia adalah kelainan genetik pada perkembangan jaringan ikat, tulang, atau tulang rawan. Sindrom ini menyebabkan perawakan pendek dan pertumbuhan batang tubuh serta anggota tubuh yang tidak merata.
Kelainan bawaan lain yang menyebabkan pubertas tertunda dan kegagalan mencapai tinggi badan ideal adalah sindrom Turner. Tidak seperti osteokondrodisplasia, sindrom Turner tidak diturunkan dalam keluarga.
Motor
Olahraga teratur berkontribusi pada pertumbuhan tinggi badan. Anak-anak sebaiknya melakukan aktivitas fisik sedang setidaknya 30 menit hingga satu jam seperti berenang, lompat tali, bergelantungan di palang horizontal, dan sebagainya setiap hari.
Le Nguyen (Menurut Healthline )
Pembaca mengajukan pertanyaan tentang penyakit anak di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)