Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

7 alasan mengapa kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan manusia di tempat kerja

VietNamNetVietNamNet24/07/2023

[iklan_1]

Dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), perusahaan telah mempertimbangkan untuk mengotomatiskan proses agar pekerjaan lebih efisien. Di sisi lain, karyawan khawatir akan tergantikan oleh AI dan kehilangan pekerjaan. Namun, skenario ini kemungkinan besar tidak akan terjadi karena alasan-alasan berikut.

1. AI tidak memiliki EQ

EQ (kecerdasan emosional) adalah faktor kunci yang membedakan manusia dari mesin. Pentingnya EQ di tempat kerja tidak dapat diremehkan, terutama ketika ada masalah dengan pelanggan yang perlu ditangani.

Manusia perlu terhubung secara emosional dengan orang lain. AI ingin meniru kecerdasan manusia, tetapi EQ tidak mudah ditiru. Hal ini karena AI membutuhkan empati dan pemahaman mendalam tentang pengalaman manusia, terutama rasa sakit dan penderitaan. AI tidak merasakan sakit. Jadi, sebaik apa pun AI diprogram, sangat sulit untuk mengembangkan emosi dengan mesin.

AI belum mencapai titik di mana ia dapat sepenuhnya menggantikan pekerja. (Foto: MUO)

2. AI tidak tahu cara beradaptasi

Jika data masukan baru di bidang ini, atau perhitungan matematika program tidak memperhitungkan situasi tak terduga, AI menjadi tidak berguna. Situasi seperti ini umum terjadi di bidang manufaktur dan industri. Pengembang AI selalu mencari "perbaikan" sementara. Mengharapkan AI beradaptasi dengan setiap situasi adalah hal yang mustahil.

Kemampuan penalaran otak dan kekuatan untuk menganalisis, menciptakan, berimprovisasi, bermanuver, dan mengumpulkan informasi tidak dapat dengan mudah ditiru oleh AI.

3. Kreativitas terbatas

Dalam hal bertukar pikiran dan metode kerja, AI kurang memiliki kreativitas manusia karena hanya bekerja berdasarkan data yang diterima. AI tidak dapat memikirkan cara baru dalam melakukan sesuatu, gaya baru, dan terbatas pada model yang tersedia.

Baik perusahaan maupun karyawan memahami pentingnya kreativitas di tempat kerja. Kreativitas adalah fondasi inovasi. Orang-orang dapat berpikir di luar kotak, menggali informasi dari berbagai sumber, dan menemukan solusi untuk masalah kompleks meskipun dengan data terbatas.

4. AI tidak memiliki soft skills

Keterampilan lunak (soft skills) adalah sesuatu yang wajib dimiliki setiap karyawan. Ini mencakup kerja sama tim, perhatian terhadap detail, berpikir kreatif, komunikasi yang efektif, dan kemampuan menjelaskan berbagai hal. Setiap profesi membutuhkan keterampilan lunak dan Anda harus mengembangkannya agar sukses. Namun, hal ini merupakan sesuatu yang asing bagi AI, karena mereka tidak dapat bernalar dan tidak memiliki EQ.

5. Manusia menciptakan AI

Tanpa manusia, AI tidak akan ada. Manusia menciptakan AI, menulis kode untuk mengembangkannya. AI bekerja berdasarkan data yang dimasukkan manusia, dan manusia menggunakan AI. Seiring dengan perkembangan aplikasi AI, semakin banyak layanan terkait yang akan ditambahkan, seperti desain proses, operasi, pemeliharaan, dan sebagainya.

6. AI melengkapi, bukan bersaing dengan manusia

Penerapan AI tentu akan semakin meluas di dunia kerja dan dapat melakukan banyak tugas bagi manusia. Namun, seringkali pekerjaan ini bersifat repetitif dan tidak memerlukan pemikiran atau penalaran. Perubahan lingkungan kerja akan menciptakan peran baru bagi manusia.

Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia, mesin yang didukung AI akan menggantikan 85 juta pekerjaan pada tahun 2025, tetapi sebaliknya, 97 juta pekerjaan baru akan tercipta berkat AI. Organisasi yang progresif akan memikirkan cara-cara untuk menggunakan AI guna mendukung manusia mencapai produktivitas yang lebih tinggi, alih-alih ingin menggantikan karyawan dengan AI.

7. AI perlu diuji keakuratannya

Masalah besar dengan chatbot AI seperti ChatGPT adalah mereka seringkali tidak akurat dan perlu ditinjau oleh manusia. Meskipun mereka belajar dengan cepat, AI kurang memiliki akal sehat dan kemampuan untuk bernalar tentang peristiwa seperti manusia. Itulah mengapa Anda sebaiknya menghindari menanyakan hal-hal tertentu kepada chatbot AI.

Secara keseluruhan, AI bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Sebaliknya, Anda harus meningkatkan diri agar tidak tergantikan oleh AI, misalnya dengan selalu mengikuti tren terbaru di bidang Anda, selalu kreatif dan inovatif. Dengan begitu, tidak ada atasan yang ingin kehilangan karyawan seperti Anda.

(Menurut Penggunaan)

Google diam-diam membatalkan proyek chatbot AI untuk Gen Z Disebut “Bubble Characters,” chatbot AI Google dapat mengobrol dengan kaum muda dan bahkan memberi mereka nasihat.

[iklan_2]
Sumber

Komentar (0)

No data
No data

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk