
Perangkat AI: Sora, Runway, Midjourney, Veo, dan ChatGPT digunakan oleh perusahaan hiburan dan pembuat film Indonesia dalam proyek film berskala besar dan berkualitas tinggi. Khususnya, perangkat Sora 2 dari OpenAI, yang baru saja diluncurkan di Indonesia, sangat populer di kalangan pembuat film. Sora 2 mampu menciptakan video beresolusi tinggi dengan suara dan efek fisik yang realistis. Oleh karena itu, Sora 2 digunakan untuk pembuatan storyboard dan praproduksi, sehingga menghemat lebih banyak biaya dan waktu dibandingkan membuat film dengan cara tradisional.
Lebih dari 40.000 orang bekerja di bidang produksi film di Indonesia, dan banyak yang sudah menggunakan AI untuk membantu mereka membuat film. Mereka menggunakan ChatGPT untuk penulisan naskah, Midjourney untuk animasi, dan Runway untuk video pendek, storyboard, dan penyuntingan. Amilio Garcia Leonard, seorang spesialis VFX, mengatakan AI dapat membantu mempersingkat waktu produksi hingga 70%.
"AI dapat membantu memaksimalkan keterampilan inti saya, mempercepat, dan meningkatkan efisiensi kerja saya," tambah Amilio Garcia Leonard. Maximillian Budihardjo, seniman VFX di Visualizm, juga percaya bahwa AI membantu sketsa praproduksi, bertindak sebagai asisten untuk meningkatkan alur kerja. Hal ini dikarenakan teknik VFX seringkali padat karya, berbasis aturan, dan repetitif.
Sementara itu, para penulis skenario memanfaatkan AI untuk mengurangi pekerjaan yang repetitif. Penulis skenario Bayu Kurnia Prasetya seringkali kewalahan dengan beban kerja yang sangat besar, harus memproduksi ratusan film pada tahun 2024. Oleh karena itu, Bayu Kurnia Prasetya kini memanfaatkan AI untuk bertukar pikiran, mengorganisir, menemukan kesalahan, dan menyelesaikan tugas dalam 5 menit, sebuah tugas yang sebelumnya membutuhkan waktu 5 jam.
Agung Sentausa, Ketua Umum Asosiasi Produksi Film Indonesia, yakin bahwa AI akan mengurangi biaya produksi dan dapat membantu menciptakan film berkualitas lebih baik. Faktanya, saat ini di Indonesia, biaya produksi sebuah film biasanya sekitar $602.500, kurang dari 1% biaya produksi film Hollywood. Banyak sineas telah menerapkan AI untuk memproduksi film dan mengirimkannya ke kompetisi. Misalnya, film dokumenter "Nusantara" (foto) memenangkan kategori Dokumenter AI Terbaik di AI Film Awards 2025 di Cannes. Pada saat yang sama, Festival Film AI Internasional Bali yang pertama juga akan berlangsung pada tahun 2025, dengan 25 karya yang dikirimkan dari seluruh dunia .
Di Indonesia, AI dipandang sebagai pendorong pertumbuhan industri perfilman. Sekolah-sekolah telah meluncurkan program pelatihan pembuatan film berbasis AI, sementara para seniman dan pembuat film juga berencana untuk meningkatkan keterampilan mereka agar dapat beradaptasi.
BAO LAM (Sintesis)
Sumber: https://baocantho.com.vn/ai-ngay-cang-pho-bien-trong-nganh-phim-anh-indonesia-a192983.html






Komentar (0)