Kekurangan guru menjadi masalah serius bagi sektor pendidikan di Australia. Di New South Wales, negara bagian terpadat di negara ini, kekurangan guru begitu parah sehingga pemerintah negara bagian terpaksa meminta para guru yang sudah pensiun untuk kembali bekerja.
Pada akhir tahun lalu, negara bagian New South Wales (Australia) kekurangan 2.000 guru, di mana 175 sekolah menengah atas kekurangan guru untuk mengajar dua mata pelajaran dasar: matematika dan bahasa Inggris.
Negara bagian ini saat ini kekurangan 500 guru mata pelajaran dan posisi asisten kepala sekolah, sementara kekurangan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah juga semakin mengkhawatirkan.
Karena perbedaan gaji, kekurangan guru di sekolah negeri lebih serius daripada di sekolah swasta.
Menanggapi situasi ini, Departemen Pendidikan New South Wales baru saja mengembangkan program untuk mendorong guru yang pensiun agar kembali bekerja. Dengan demikian, guru yang pensiun antara tahun 2019 dan 2021 dapat kembali bekerja paruh waktu dan menerima gaji. Jika mereka bekerja di daerah pedesaan, mereka akan menerima bonus tambahan sebesar 28.000 AUD/tahun. Selain itu, negara bagian New South Wales juga memperluas kesempatan untuk memindahkan lebih banyak guru sementara menjadi guru resmi, meskipun hal ini akan menambah beban anggaran.
Pemerintah NSW juga telah meluncurkan rencana senilai $20 juta untuk meningkatkan keterampilan guru guna menarik lebih banyak orang ke profesi guru. Selain itu, Pemerintah NSW bekerja sama dengan universitas-universitas untuk mendorong mahasiswa tingkat akhir mengajar di sekolah-sekolah.
Sebelumnya, di Tiongkok, Kementerian Pendidikan dan sembilan lembaga pemerintah juga mengumumkan rencana untuk mendorong perekrutan kembali guru yang sudah pensiun guna memenuhi meningkatnya permintaan sekolah.
Kebijakan ini bertujuan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan sumber daya manusia di sektor pendidikan di masa mendatang, sekaligus memanfaatkan tenaga kerja yang berkualitas dan berpengalaman.
Dalam tiga tahun, Kementerian Pendidikan Tiongkok akan mempekerjakan kembali sekitar 120.000 guru pensiunan di seluruh negeri, dengan persyaratan usia di bawah 70 tahun. Rencana ini akan berlaku untuk pendidikan tinggi, pendidikan vokasi, pendidikan dasar, dan pendidikan swasta.
Untuk mempersempit kesenjangan keterampilan di daerah terpencil, lima tahun lalu, Kementerian Pendidikan Tiongkok mempekerjakan kembali puluhan ribu guru yang sudah pensiun.
Selain itu, Kementerian Pendidikan Tiongkok juga menerbitkan pedoman antar-kementerian untuk meluncurkan rencana aksi guna meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Berdasarkan pedoman tersebut, pada tahun 2027, mekanisme penerimaan siswa baru untuk sekolah dasar, menengah, dan taman kanak-kanak akan dibentuk sejalan dengan tren urbanisasi dan perubahan demografi negara. Dengan demikian, jumlah taman kanak-kanak akan meningkat tajam, dengan proporsi sekolah negeri mencapai lebih dari 60%.
Kebijakan perekrutan kembali guru pensiunan sejalan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan, sekaligus mengurangi beban orang tua, terutama kaum muda di perkotaan. Biaya pendidikan dan layanan kesehatan selalu menjadi perhatian utama masyarakat perkotaan, dan tekanan tersebut telah menimbulkan banyak konsekuensi bagi masyarakat, terutama penurunan angka kelahiran.
Minh Hoa (dilaporkan oleh VOV, VTV)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)