Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 31 Oktober 2025, menggantikan Surat Edaran No. 31/2017/TT-BGDDT tentang pedoman konseling psikologis bagi siswa di sekolah umum dan Surat Edaran No. 33/2018/TT-BGDDT tentang pekerjaan sosial di sekolah.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengatakan: Dalam beberapa waktu terakhir, penerapan Surat Edaran Nomor 31/2017/TT-BGDDT dan Surat Edaran Nomor 33/2018/TT-BGDDT telah memberikan kontribusi dalam mengefektifkan kegiatan konseling dan dukungan bagi peserta didik di sekolah umum; membentuk jaringan untuk mendukung peserta didik yang menghadapi risiko kesulitan psikologis dan sosial dalam belajar, pelatihan, psikologi, dan kehidupan.
Namun, praktik implementasi menunjukkan bahwa banyak lembaga pendidikan belum memiliki tenaga ahli, kegiatan konsultasi masih bersifat paruh waktu, kekurangan dana, dan fasilitas belum terjamin; beberapa tempat tidak memiliki ruang konsultasi terpisah atau kegiatannya masih formal. Koordinasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat belum sinkron; pelatihan pengetahuan dan keterampilan bagi staf masih terbatas. Keberadaan dua surat edaran yang paralel dengan cakupan dan isi yang tumpang tindih juga menyebabkan tumpang tindih, yang menyebabkan kebingungan dalam implementasi di banyak sekolah.
Menghadapi kenyataan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengeluarkan Surat Edaran No. 18/2025/TT-BGDDT untuk mengkonsolidasi dan menyinkronkan regulasi, menghilangkan kesulitan, dan sekaligus meningkatkan efektivitas konseling sekolah dan pekerjaan sosial di lembaga pendidikan, memastikannya memenuhi persyaratan praktis.
Surat edaran baru ini dengan jelas mendefinisikan tujuan konseling sekolah dan pekerjaan sosial sebagai peningkatan kapasitas peserta didik untuk mencegah, mengidentifikasi kesulitan, menyelesaikan, dan mencari bantuan yang tepat guna mengatasi kesulitan dalam pembelajaran, psikologi, dan hubungan sosial. Pada saat yang sama, konseling sekolah dan pekerjaan sosial juga melatih keterampilan hidup, memperkuat tekad, keberanian, meningkatkan kesehatan fisik dan mental; membentuk sikap yang tepat dalam hubungan sosial, yang berkontribusi pada penyempurnaan kepribadian peserta didik.
Surat Edaran ini menetapkan isi konseling sekolah dan pekerjaan sosial di sekolah, termasuk berbagai bidang penting yang berkaitan erat dengan kebutuhan praktis peserta didik. Ini mencakup konseling dan dukungan terkait isu-isu terkait pembelajaran; gender, hubungan sosial; psikologi; keterampilan hidup; bimbingan karier, ketenagakerjaan, kewirausahaan; kebijakan, undang-undang; dan layanan pekerjaan sosial bagi peserta didik.
Secara bentuk, Surat Edaran tersebut menetapkan bahwa konseling sekolah dan layanan sosial di sekolah dilaksanakan secara langsung atau daring. Selain itu, lembaga pendidikan bertanggung jawab untuk membangun sistem penerimaan dan pertukaran informasi; berkoordinasi dengan keluarga, masyarakat, dan instansi terkait untuk segera menerima informasi mengenai situasi dan risiko kesulitan belajar, psikologi, hubungan sosial, atau kesulitan lain yang dialami peserta didik. Selain itu, lembaga pendidikan juga dapat menyelenggarakan kegiatan komunikasi dan program pencegahan; memberikan informasi mengenai kebijakan dan peraturan; serta memberikan petunjuk penggunaan layanan konseling sekolah, layanan sosial, dan sebagainya.
Surat Edaran tersebut secara jelas mendefinisikan tanggung jawab antar tingkatan, memastikan partisipasi yang sinkron antara sistem politik dan lembaga pendidikan. Komite Rakyat Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk mengarahkan, mengatur, mengalokasikan personel, pendanaan, dan fasilitas, sekaligus membangun mekanisme koordinasi dan menyelenggarakan inspeksi serta supervisi pelaksanaan konseling sekolah dan pekerjaan sosial di sekolah sesuai peraturan.
Departemen Pendidikan dan Pelatihan memberi nasihat tentang pengembangan dan penerapan kebijakan untuk konselor sekolah dan pekerja sosial di sekolah; mengembangkan mekanisme koordinasi; menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi staf dan memeriksa dan mengevaluasi penerapan di lembaga pendidikan yang dikelolanya.
Bagi lembaga pendidikan, kepala sekolah harus bertanggung jawab langsung untuk membentuk tim atau departemen konsultasi, mengatur ruang konsultasi, menugaskan staf penuh waktu atau paruh waktu, mengembangkan rencana kerja konsultasi tahunan, dan memobilisasi sumber daya hukum untuk implementasi. Kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk mengarahkan koordinasi antar departemen di sekolah, antara sekolah dan keluarga serta masyarakat, dan sekaligus menciptakan kondisi bagi staf dan guru untuk dilatih dan dikembangkan secara profesional.
Terbitnya Surat Edaran Nomor 18/2025/TT-BGDDT merupakan langkah penting dalam proses penyempurnaan sistem kebijakan pendidikan, khususnya dalam memperhatikan kesehatan mental dan pengembangan peserta didik secara komprehensif.
Sumber: https://baotintuc.vn/chinh-sach-va-cuoc-song/ban-hanh-huong-dan-moi-ve-tu-van-hoc-duong-va-cong-tac-xa-hoi-trong-truong-hoc-20250922183921331.htm
Komentar (0)