Perusahaan distribusi energi ENEL mengatakan badai tersebut merusak saluran listrik di banyak jalan di kota tersebut, sehingga memutus aliran listrik ke 2,1 juta orang di Sao Paulo.
Kota Sao Paulo di Brasil masih gelap gulita. Foto: Reuters
"Badai itu dahsyat. Saya tidak punya listrik, tidak punya ponsel, dan tidak ada bahan bakar pada hari Jumat," kata Denilson Laurindo, seorang tukang kayu yang menyalahkan pemerintah kota karena tidak memangkas pohon-pohon di jalan. Ia mengatakan ENEL berjanji akan memulihkan listrik pada hari Selasa (7 November).
Thiago Gonzalez, seorang insinyur listrik, terpaksa menyewa kamar di dekat situ agar keluarganya bisa mandi air panas dan tidur dengan AC. "Saya melihat pohon tumbang menimpa tiang trafo. Terjadi ledakan dan lampu padam," ujarnya.
Kegiatan belajar-mengajar ditiadakan pada hari Senin di lingkungan-lingkungan yang paling terdampak di kota tersebut. ENEL menyatakan telah memulihkan layanan kepada 76% pelanggannya, tetapi 500.000 orang masih tanpa listrik pada hari Senin.
Distributor energi terbesar kedua di Brazil, yang dimiliki oleh raksasa energi Italia ENEL, mengatakan badai yang melanda Sao Paulo pada hari Jumat adalah yang terkuat dalam beberapa tahun terakhir dan menyebabkan kerusakan parah pada jaringan listrik akibat pohon tumbang.
Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino mengatakan pemerintah akan meminta perusahaan untuk menjelaskan pemadaman listrik tersebut.
Kantor kejaksaan negara bagian Sao Paulo mengatakan pihaknya akan menyelidiki mengapa begitu banyak pelanggan di kota itu tidak memiliki listrik selama ini dan apakah ENEL memiliki cukup staf untuk menangani keadaan darurat di 24 distrik yang dilayaninya.
Trung Kien (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)