Kerajaan makanan ringan dari Filipina
Keripik Oishi merupakan camilan yang identik dengan masa kanak-kanak, tetapi hanya sedikit orang yang tahu bahwa di balik bungkus keripik ini terdapat strategi bisnis yang metodis dan cerdik dari sebuah perusahaan Asia.
Oishi berarti "lezat" dalam bahasa Jepang. Namun, yang menarik adalah merek ini bukan berasal dari Jepang, melainkan produk Liwayway Holdings Company Limited, sebuah perusahaan Filipina.
Liwayway dimiliki oleh Carlos Chan. Per 7 Agustus 2024, kekayaan bersihnya sekitar $375 juta, menjadikannya orang terkaya ke-35 dalam daftar 50 Orang Terkaya Filipina versi Forbes tahun 2024.
Kisah Carlos Chan tidak dimulai di ruang rapat atau pabrik besar, tetapi di sebuah jalan kecil di Manila.
Pada tahun 1914, Chan Lib—ayah Carlos Chan—bermigrasi dari Provinsi Fujian, Tiongkok, ke Filipina. Setelah menetap di Manila, Chan Lib membuka toko yang khusus menjual tepung jagung dan produk kopi bernama Liwayway—yang berarti "fajar" dalam bahasa Tagalog (Filipina)—melambangkan harapan dan awal yang baru. Ibu Carlos Chan bertugas menjual perkedel udang.
Tumbuh di lingkungan bisnis keluarga, Carlos Chan memiliki jiwa kewirausahaan sejak dini, membantu orang tuanya. Seiring Filipina pulih dari Perang Dunia II, Carlos Chan mulai mengembangkan bisnis keluarganya dengan merambah ke produk siap pakai, praktis, dan produksi massal.
Pada tahun 1974, ia meluncurkan merek Oishi—produk makanan ringan pertama yang menggunakan teknologi Jepang. Carlos Chan memilih nama ini karena mudah diingat dan bernuansa asing, sehingga menciptakan kesan mewah di mata konsumen Asia.

Potret Carlos Chan (Foto: Esquiremag)
Langkah berani ini kemudian mengubah merek tersebut menjadi kerajaan makanan ringan di Asia Tenggara. Perusahaan asal Filipina ini bahkan berhasil menaklukkan pasar Tiongkok yang luas namun masih berkembang pada tahun 1980-an.
Taklukkan Tiongkok dan Asia Tenggara
Meskipun banyak perusahaan asing ragu-ragu karena hambatan budaya dan hukum di Tiongkok, Carlos Chan membangun pabrik Oishi pertama di Shanghai pada tahun 1993. Saat itu, bahkan Coca-Cola dan McDonald's baru mulai merambah pasar dengan populasi miliaran orang.
Untuk beradaptasi, ia tidak hanya memperkenalkan teknologi tetapi juga menyempurnakan rasa sesuai selera lokal, menggunakan tenaga kerja Tiongkok, mencetak kemasan Tiongkok, dan memberi nama produk yang sangat lokal seperti "Shanghaojia". Oishi dengan cepat menjadi nama yang akrab di telinga anak-anak Tiongkok, menjadi fenomena yang diimpikan oleh banyak merek internasional.
Pada akhir 1990-an, Oishi memiliki lebih dari 10 pabrik di Tiongkok, dengan lusinan lini produk mulai dari keripik kentang, camilan laut, hingga teh botol. Merek ini bahkan berekspansi ke seluruh Asia, termasuk Myanmar, Thailand, Kamboja, Indonesia, dan terutama Vietnam.
Hal yang menarik adalah Carlos Chan masih mempertahankan bisnis tradisional keluarga ketika bahan produksi utama yang digunakan adalah tepung jagung.
Pada tahun 1997, Oishi resmi menginjakkan kaki di Vietnam dengan membangun pabrik di Kawasan Industri Vietnam-Singapura (VSIP), Provinsi Binh Duong . Saat itu, keripik kentang masih menjadi camilan mewah untuk anak-anak dan belum banyak pesaing domestik yang kuat.
Namun, merek ini tetap tidak memilih strategi pemasaran yang mencolok. Sebaliknya, mereka menggunakan strategi diam-diam menyusup ke toko-toko swalayan dan kantin sekolah. Produk-produk merek ini dengan cepat menarik perhatian banyak siswa dari berbagai generasi.
Di Vietnam, Oishi masih menjadi salah satu merek makanan ringan paling populer, terutama di daerah pedesaan dan perkotaan tingkat 2.
Merek ini dikelola oleh Liwayway Vietnam Joint Stock Company. Pada Oktober 2019, perusahaan meningkatkan modal dasar dari VND 498,3 miliar menjadi VND 1.085,1 miliar (setara dengan USD 53,5 juta).
Pemegang saham yang menyumbang modal terdiri dari 4 badan hukum. Di antaranya, Liwayway Marketing Corporation menyumbang lebih dari 5 miliar VND. Perusahaan Sunarin Laroshe (Internasional) menyumbang sekitar 319,3 miliar VND (29,43% dari modal dasar). Perusahaan Shanghaojia International menyumbang hampir 174 miliar VND. Perusahaan Lotus Bay (HK) menyumbang hampir 587 miliar VND.
Saat ini, Bapak Oszen Angsanto Chan (lahir tahun 1974) adalah Direktur Umum dan perwakilan hukum perusahaan.
Pada bulan Oktober 2019, Bapak Oszen Angsanto Chan diangkat menjadi Ketua Dewan Direksi. Bapak Michael Chua Hui (lahir tahun 1983) diangkat menjadi Direktur Utama. Perusahaan juga menambahkan anggota Dewan Direksi lainnya sebagai perwakilan hukum.
Pada bulan Mei 2020, perwakilan hukum perusahaan tersebut adalah Bapak Osen Angsanto Chan.

Informasi tentang Liwayway Vietnam Joint Stock Company (Foto: DKKD).
Saat ini, merek Oishi hadir di lebih dari 10 negara, dengan ratusan lini produk dan pendapatan miliaran dolar setiap tahunnya. Namun, keluarga Chan masih mempertahankan profil rendah. Bapak Carlos Chan pernah mengatakan kepada media bahwa "kami tidak ingin terlalu menarik perhatian. Biarkan produk berbicara sendiri."
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/bi-mat-ve-de-che-bi-an-dung-sau-thuong-hieu-bim-bim-oishi-20250524224350198.htm
Komentar (0)