Kementerian Keamanan Publik baru saja menanggapi laporan masyarakat tentang situasi di mana sebuah kendaraan yang melanggar peraturan lalu lintas ditahan tetapi dirusak. Dalam kasus tersebut, siapa yang akan bertanggung jawab, pelanggar atau pihak berwenang?
Sesuai dengan Keputusan Pemerintah No. 138/2021/ND-CP tanggal 31 Desember 2021 dari Kementerian Keamanan Publik, yang mengatur pengelolaan dan pelestarian barang bukti, sarana pelanggaran administratif yang disita sementara, dirampas, dan lisensi serta sertifikat praktik yang disita sementara sesuai dengan prosedur administratif telah mengatur hal ini.
Secara khusus, Pasal 3 Ayat 2 dengan jelas menyatakan bahwa barang bukti dan alat bukti yang disita dan dirampas harus tetap dijaga keutuhannya, tanpa memperhatikan berkurangnya nilai kerugian yang disebabkan oleh sebab-sebab objektif seperti cuaca, kelembaban, pemakaian dan kerusakan akibat waktu, dan sebab-sebab lainnya.
Menurut Departemen Lalu Lintas Kepolisian, semua wilayah mengalami kelebihan muatan di tempat parkir sementara untuk kendaraan yang melanggar.
Selain itu, Pasal 9 Ayat 3 menyebutkan bahwa orang yang mengelola dan menyimpan barang bukti, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita bertanggung jawab langsung atas pengelolaan dan penyimpanan barang bukti, sarana, dan penyitaan izin serta sertifikat praktik yang disita.
Apabila barang bukti, sarana, izin, dan surat keterangan praktik yang disita hilang, diperjualbelikan secara melawan hukum, tertukar, rusak, hilang bagiannya, atau diganti, maka orang yang mengeluarkan penetapan penahanan sementara atau penyitaan wajib bertanggung jawab di hadapan hukum dan orang yang mengeluarkan penetapan penahanan sementara atau penyitaan wajib bertanggung jawab atas pengurusan dan pemeliharaan barang bukti, sarana, izin, dan surat keterangan praktik yang disita.
Oleh karena itu, Kementerian Keamanan Publik menegaskan bahwa apabila menemui situasi di atas, pemilik kendaraan perlu menghubungi instansi yang mengeluarkan keputusan penahanan sementara kendaraannya guna mendapatkan penyelesaian.
Menurut pengacara Diep Nang Binh (Asosiasi Pengacara Kota Ho Chi Minh), jika polisi lalu lintas memutuskan untuk menahan sementara kendaraan karena pelanggaran, mereka harus bertanggung jawab untuk mengelola dan menjaga kendaraan tersebut sejak saat penahanan hingga kendaraan tersebut diserahkan kepada organisasi atau individu yang melanggar. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan, mereka harus bertanggung jawab untuk mengganti kerugian tersebut.
Jika polisi lalu lintas menugaskan seseorang atau satuan untuk menjaga dan mengelola kendaraan yang disita sementara, maka orang atau satuan tersebut harus bertanggung jawab kepada polisi jika terjadi kerusakan atau kehilangan.
Dalam hal pelanggar lalu lintas menemukan kerusakan atau kehilangan pada saat menerima kendaraan yang ditahan, maka orang yang mengeluarkan keputusan penahanan atau penyitaan kendaraan tersebut bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi dan diproses sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)