Menanggapi pendapat yang bertentangan, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan telah menjelaskan usulannya untuk menambahkan poin prioritas untuk ujian masuk kelas 10 bagi anak-anak revolusioner sebelum 1945.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan sedang mencari komentar atas rancangan Surat Edaran yang mengumumkan peraturan penerimaan siswa baru SMP dan SMA, yang secara jelas menetapkan kelompok siswa yang diterima secara langsung dan mendapat prioritas poin untuk masuk ke kelas 10.
Dalam rancangan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menetapkan penambahan 2 poin prioritas untuk anak-anak aktivis revolusioner sebelum 1 Januari 1945 dan anak-anak aktivis revolusioner sejak 1 Januari 1945 sampai dengan pemberontakan Agustus 1945.
Banyak orang berpendapat bahwa peraturan penambahan poin prioritas untuk kedua kasus di atas tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan kenyataan. Pasalnya, sebagian besar orang yang berpartisipasi dalam kegiatan revolusioner pada tahap ini sudah meninggal dunia, atau jika masih hidup, mereka berusia di atas 95 tahun, tidak boleh memiliki anak berusia 15 tahun, dan tidak boleh mengikuti ujian masuk kelas 10 mulai tahun 2025.
Terkait hal ini, perwakilan panitia penyusun surat edaran Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menyatakan bahwa kebijakan ini berlaku bagi anak kandung maupun anak angkat kader revolusioner. Usulan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2021 tentang insentif bagi mereka yang berkontribusi dalam revolusi. Misalnya, ada orang yang bergabung dengan revolusi pada usia 15 tahun, tetapi baru mengadopsi anak ketika mereka berusia 70-80 tahun.
"Mungkin ada situasi di mana orang berpartisipasi dalam kegiatan revolusioner sejak usia 15 tahun, tetapi baru mengadopsi anak ketika mereka berusia 70-80 tahun, atau bahkan lebih tua. Panitia perancang telah memperhitungkan dengan cermat dan berpikir bahwa masih ada kemungkinan, sehingga perlu diikutsertakan agar tidak melewatkan mereka yang berhak mendapatkan prioritas, demi menjamin hak-hak mereka," jelas perwakilan panitia perancang surat edaran Kementerian Pendidikan dan Pelatihan.
Rancangan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Pelatihan Nomor: 02/M-III/2014 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Jalur Prestasi (PPDB) ...
Kelompok 1 (plus 2 poin): Anak-anak martir; Anak-anak penyandang cacat perang dengan kehilangan 81% atau lebih kapasitas kerjanya; Anak-anak tentara yang sakit dengan kehilangan 81% atau lebih kapasitas kerjanya; Anak-anak orang yang diberikan "Sertifikat penerima manfaat polis seperti penyandang cacat perang, tetapi orang yang diberikan Sertifikat penerima manfaat polis seperti penyandang cacat perang tersebut mengalami kehilangan 81% atau lebih kapasitas kerjanya"; Anak-anak pejuang perlawanan yang terinfeksi bahan kimia beracun; Anak-anak pejuang revolusi sebelum 1 Januari 1945; Anak-anak pejuang revolusi sejak 1 Januari 1945 hingga pemberontakan Agustus 1945.
Kelompok 2 (plus 1,5 poin): Anak Pahlawan Angkatan Bersenjata, Pahlawan Buruh, anak Ibu Pahlawan Vietnam; Anak penyandang cacat perang dengan kehilangan kapasitas kerja kurang dari 81%; Anak prajurit sakit dengan kehilangan kapasitas kerja kurang dari 81%; Anak orang yang diberi "Sertifikat penerima manfaat polis seperti penyandang cacat perang, di mana orang yang diberi Sertifikat penerima manfaat polis seperti penyandang cacat perang memiliki kehilangan kapasitas kerja kurang dari 81%.
Kelompok 3 (plus 1 poin): Orang-orang yang ayah atau ibunya merupakan etnis minoritas; Etnis minoritas; Mahasiswa yang tinggal dan belajar di komune di wilayah I, wilayah II, wilayah III, khususnya desa-desa yang sulit, wilayah pesisir dan kepulauan menurut peraturan Perdana Menteri .
Di samping 3 kelompok mata pelajaran yang mendapat prioritas tersebut, terdapat 5 mata pelajaran yang berhak diterima langsung pada kelas X sesuai ketentuan, yaitu: Peserta didik dari pondok pesantren tingkat SMP; Peserta didik dari suku bangsa sangat kecil; Peserta didik penyandang disabilitas; Peserta didik SMP yang berprestasi dalam lomba, ujian, dan perlombaan tingkat nasional bidang budaya, seni, dan olahraga yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan atau bekerja sama dengan kementerian dan lembaga setingkat kementerian yang diselenggarakan secara nasional; Peserta didik SMP yang berprestasi dalam lomba tingkat internasional yang dipilih oleh Menteri Pendidikan dan Pelatihan.
'Memilih mata pelajaran ketiga untuk kelas 10: Harus ditetapkan sebagai Bahasa Asing'
5 mata pelajaran dapat diterima langsung di kelas 10
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/cong-diem-vao-lop-10-cho-con-can-bo-cach-mang-truoc-1945-bo-gd-dt-giai-thich-2335741.html
Komentar (0)