Kementerian Perhubungan baru saja mengirimkan dokumen kepada Komite Rakyat provinsi dan kota serta Komite Manajemen Modal Negara di perusahaan-perusahaan yang meminta untuk menyebarkan investasi dalam pembangunan sistem transportasi cerdas (ITS) yang sinkron di jalan bebas hambatan.
Kementerian Perhubungan menekankan bahwa ITS membantu meningkatkan konektivitas antara orang, kendaraan, dan infrastruktur jalan raya untuk mengoptimalkan efisiensi operasional, memastikan lalu lintas lancar, aman, efisien, nyaman, dan ramah lingkungan.
Misalnya, beberapa rute telah merampungkan sistem ITS selama proses investasi dan konstruksi proyek dan telah dioperasikan secara sinkron segera setelah rute tersebut dioperasikan, sehingga meningkatkan efisiensi dalam proses manajemen, operasi, dan pemeliharaan, meningkatkan kapasitas lalu lintas, dan menjamin keselamatan lalu lintas.
Dari hasil tersebut, Kementerian Perhubungan meminta kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengarahkan instansi teknis konstruksi, investor, dan konsultan untuk melakukan kajian, penelitian, dan penanaman modal dalam rangka pembangunan sistem ITS dan pusat kendali lalu lintas guna memenuhi kebutuhan pengusahaan jalan raya.
Kementerian Perhubungan mensyaratkan sistem peralatan harus modern, menerapkan teknologi canggih; koneksi yang sinkron dan efektif antara pusat manajemen lalu lintas rute dan pusat operasi dengan pusat manajemen sistem transportasi cerdas nasional; peta jalan implementasi model yang diusulkan harus sesuai dengan kondisi Vietnam, kompatibel dengan standar sistem ITS dunia , memastikan eksploitasi jalan raya yang efektif, dan meningkatkan kapasitas manajemen dan operasi sektor transportasi.
Sehubungan dengan itu, dalam kurun waktu 2023-2025, Kementerian Perhubungan akan menyusun rencana sistem dan arsitektur sistem informasi transportasi nasional sampai dengan tahun 2030; melengkapi sistem dokumen perundang-undangan di bidang penanaman modal dan pemanfaatan sistem informasi transportasi dan melengkapi sistem standar yang berlaku di bidang penanaman modal dan pemanfaatan sistem informasi transportasi; menyiapkan dan melaksanakan penanaman modal sistem informasi transportasi pada jalan tol yang telah dan sedang diusahakan.
Kementerian Perhubungan akan melengkapi dan menyatukan model tahapan pembangunan sistem pemungutan tol nonstop (ETC); mengerahkan investasi pada sistem pemungutan tol nonstop di jalan tol bebas hambatan (pengumpulan nonstop, tanpa hambatan masuk) untuk menjamin kondisi yang sesuai dan sinkronisasi di seluruh sistem jalan tol bebas hambatan.
Pada periode 2025-2030 akan dilaksanakan pembangunan pusat pengaturan dan operasi lalu lintas nasional; pusat pengaturan dan operasi lalu lintas akan terhubung dengan pusat pengaturan dan operasi lalu lintas nasional; dan pengoperasian pusat pengaturan dan operasi lalu lintas nasional untuk sistem jalan bebas hambatan akan dilaksanakan.
Setelah tahun 2030, terus melengkapi sistem ITS jalan tol yang telah diinvestasikan secara penuh; menghubungkan pusat-pusat ITS setempat dengan pusat manajemen dan operasi lalu lintas nasional; mengoperasikan pusat manajemen dan operasi lalu lintas nasional di seluruh wilayah Indonesia.
Saat berinvestasi dalam sistem ITS dan pusat manajemen lalu lintas rute, Kementerian Perhubungan merekomendasikan agar standar saat ini dan Proyek tentang orientasi dalam investasi, operasi dan eksploitasi sistem lalu lintas cerdas di jalan tol yang disetujui oleh Kementerian Perhubungan harus dipatuhi.
Sebelumnya, pada rapat koordinasi terkait penyaluran investasi pembangunan halte peristirahatan dan sistem lalu lintas cerdas Kementerian Perhubungan tanggal 21 Februari lalu, Menteri Perhubungan Nguyen Van Thang meminta kepada jajaran direksi proyek (yang bertanggung jawab sebagai investor proyek) untuk segera menyalurkan investasi pembangunan, melengkapi sistem ITS dan pusat kendali lalu lintas jalur agar berjalan secara sinkron saat jalan tol diresmikan dan dioperasikan.
“Proses tender untuk memilih kontraktor harus memastikan publisitas, transparansi, dan penghematan; teknologi dan peralatan harus diinvestasikan secara sinkron dan modern; dan Menteri harus bertanggung jawab kepada Menteri jika terjadi penundaan lebih lanjut dan kualitas proyek tidak terjamin,” tegas Menteri Nguyen Van Thang.
Sumber
Komentar (0)